DECEMBER 9, 2022
Kolom

Coursera Global Skills Report 2025: Indonesia Peringkat ke-47 Dunia, Fokus Kuasai GenAI

image
Ilustrasi - Artificial Intelligence (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM – Coursera, platform pembelajaran online terkemuka, pada 5 Juni 2025 merilis laporan tahunan Global Skills Report yang mencatat peningkatan pendaftaran kursus Generative AI (GenAI) di Indonesia sebesar 237 persen dibanding tahun sebelumnya (YoY).

Angka ini jauh di atas rata-rata Asia Pasifik (132 persen) dan global (195 persen). Temuan ini mencerminkan percepatan pengembangan keterampilan digital di Indonesia, sekaligus memperkuat perannya sebagai pusat inovasi AI dan transformasi tenaga kerja di kawasan Asia Pasifik.

Berdasarkan data dari komunitas global Coursera yang terdiri dari lebih dari 170 juta pembelajar di seluruh dunia, laporan ini mencatat tren keterampilan yang semakin dibutuhkan berdasarkan data dari lebih dari 100 negara.

Baca Juga: Lima Akibat Persentuhan Artificial Intelligence dan Manusia

Di edisi ketujuh tahun ini (2025), Indonesia menempati peringkat ke-47 secara global dalam menguasai keterampilan secara keseluruhan, dan peringkat ke-12 di Asia Pasifik. Pembelajar Indonesia menunjukkan tingkat kompetensi sebesar 41 persen dalam bidang bisnis, 58 persen dalam teknologi, dan 60 persen dalam data science.

Dalam AI Maturity Index yang baru diperkenalkan oleh Coursera, Indonesia menempati peringkat ke-43. Peringkat ini mencerminkan kesiapan Indonesia dalam membangun ekosistem riset kecerdasan artifisial, inovasi, dan talenta digital yang terus berkembang.

Capaian Indonesia ini turut diperkuat oleh berbagai inisiatif nasional seperti Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2045 dan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM), yang bertujuan untuk mentransformasi sistem pendidikan dan ketenagakerjaan.

Baca Juga: Co-Creation. Ini era terakhir para kreator yang tak menjadikan artificial inteliigence sebagai asisten.

Laporan Future of Jobs 2025 dari World Economic Forum mencatat bahwa sebanyak 83 persen perusahaan di Indonesia memproyeksikan transformasi besar dalam operasional mereka pada 2030, jauh di atas rata-rata global sebesar 60 persen.

Perubahan ini terlihat dari tren pembelajaran di Coursera, di mana keterampilan yang jadi fokus perusahaan atau pemberi kerja mengalami peningkatan signifikan: pendaftaran kursus Customer Service naik 53 persen, Curiosity 51 persen, AI dan Machine Learning 48 persen, serta Creative Thinking 40 persen. Ini menandakan peralihan menuju ekonomi modern yang menuntut kemampuan digital, bisnis, dan sosial yang seimbang.

"Indonesia sedang mempersiapkan tenaga kerja yang melek digital. AI kini menjadi fokus utama bagi perusahaan pemberi kerja, dan para pembelajar meresponsnya dengan membekali diri lewat keterampilan GenAI agar tetap relevan dan kompetitif," ujar Eklavya Bhave, Head of Asia Pacific, Coursera.

Baca Juga: Displaced Unemployment. Secara massal akan terjadi pengganguran karena profesi lama digantikan artificial intelligence.

"Mulai dari strategi nasional hingga kebijakan pendidikan yang mendukung penguasaan keterampilan masa depan, kami melihat komitmen besar untuk membekali masyarakat dengan kombinasi keterampilan teknis, bisnis, dan humanis. Coursera bangga menjadi mitra dalam transformasi ini, melalui kolaborasi lintas sektor pendidikan, industri, dan pemerintah untuk membangun talenta siap kerja yang inklusif."

Temuan utama untuk Indonesia:

Kemampuan GenAI menjadi fokus utama, namun kesenjangan partisipasi gender masih ada: Pendaftaran kursus GenAI di Indonesia naik 237 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun, hanya 28 persen pesertanya merupakan perempuan, meskipun gender ini mencakup 49 persen dari total pembelajar Coursera di Indonesia.

Baca Juga: Artificial intelligence menjadi ilmuwan baru. Akan semakin banyak penemuan di bidang matematika, kedokteran dan kosmologi.

Permintaan terhadap kredensial kerja terus meningkat: Pendaftaran Sertifikat Profesional naik 41 persen. Hal ini mencerminkan minat tinggi terhadap program berbasis hasil (outcome-based programs). Namun, hanya 26 persen pendaftarnya merupakan perempuan, menunjukkan kesenjangan partisipasi dalam kredensial kerja yang masih perlu diatasi.

Para pembelajar mengembangkan keterampilan teknis dan bisnis: Keterampilan yang paling banyak dipelajari meliputi Deep Learning, Penggunaan Machine Learning, Akuntansi Korporat, dan Manajemen Proses Bisnis. Hal ini mencerminkan pembelajaran lintas bidang yang sejalan dengan inisiatif nasional.

Soft skills semakin menjadi prioritas: Pembelajar Indonesia juga aktif membangun keterampilan seperti critical thinkingcuriosity, dan creative thinking, kemampuan yang penting di era kerja berbasis AI.

Baca Juga: Eksplorasi galaxy dengan artificial intelligence. Petualangan luar angkasa akan didominasi dengan robot artificial intelligence.

Dengan lebih dari 2 juta pembelajar dan usia median 30 tahun, Indonesia memiliki populasi anak muda yang siap bersaing di tengah dinamika ekonomi global. Namun, untuk mencapai target 9 juta talenta digital pada 2045, diperlukan tambahan sekitar 600.000 tenaga kerja digital baru setiap tahun.

Saat ini, perguruan tinggi hanya menghasilkan sekitar 200.000 hingga 400.000 lulusan dengan keterampilan digital per tahun.

Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, diperlukan upaya nasional yang terarah dan kolaboratif, seperti memperluas kemitraan publik-swasta, mengintegrasikan micro-credential dalam pendidikan tinggi, serta meningkatkan akses terhadap pembelajaran daring.

Baca Juga: Siapakah manusia di era artificial intelligence? Akan terjadi renungan baru. Siapakah manusia, apa lagi perannya?

Mendorong partisipasi perempuan di bidang teknologi juga merupakan langkah strategis, bukan hanya untuk mencapai kesetaraan, tetapi juga mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia secara menyeluruh.

Metodologi

Laporan Global Skills Report 2025 disusun berdasarkan data dari 170 juta pembelajar Coursera yang terdaftar antara Maret 2024 hingga Februari 2025. Laporan ini bertujuan mengidentifikasi keterampilan utama di lebih dari 100 negara yang tersebar di enam kawasan.

Baca Juga: Merayakan Hari Lahir Pancasila di Era Artificial Intelligence

Laporan ini ditujukan untuk membantu pelaku bisnis, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam merancang program yang mampu menghadapi perubahan global yang cepat. Peringkat setiap negara dihitung berdasarkan penguasaan pembelajar terhadap 274 keterampilan di bidang bisnis, teknologi, dan ilmu data.

Data platform Coursera digabungkan dengan data pihak ketiga dari World Bank dan WIPO untuk memberikan gambaran yang menyeluruh. Untuk pertama kalinya, Coursera memperkenalkan AI Maturity Index yang menganalisis kesiapan suatu negara dalam hal inovasi, pembelajaran, dan riset kecerdasan artifisial. Indeks ini menggunakan data dari International Monetary Fund (IMF) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

Tentang Coursera

Baca Juga: Catatan Denny JA: Artificial Intelligence tak Membunuh Penulis, tapi Mengubahnya

Coursera didirikan pada tahun 2012 oleh Andrew Ng dan Daphne Koller dengan misi memberikan akses pendidikan kelas dunia kepada semua orang. Saat ini, Coursera merupakan salah satu platform pembelajaran daring terbesar di dunia, dengan lebih dari 175 juta pembelajar per tanggal 31 Maret 2025.

Coursera bekerja sama dengan lebih dari 350 universitas dan pemimpin industri terkemuka untuk menyediakan berbagai kursus, spesialisasi, sertifikat profesional, serta program gelar. Melalui inovasi teknologi, Coursera memungkinkan pengajar untuk menyelenggarakan pengalaman belajar yang terverifikasi, personal, dan berskala besar.

Berbagai institusi di seluruh dunia menggunakan Coursera untuk mengembangkan keterampilan di bidang GenAI, data science, teknologi, dan bisnis. Coursera merupakan perusahaan public benefit yang berbadan hukum di Delaware dan telah mendapatkan sertifikasi B Corp.***

Halaman:

Berita Terkait