Presiden Gabriel Boric: Chile Berencana Larang Impor Produk Buatan Israel
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 04 Juni 2025 14:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Chile Gabriel Boric menyatakan keinginannya, untuk mengajukan undang-undang yang melarang impor barang yang diproduksi di permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina.
"Kita tidak bisa terus menerus membiayai kematian anak-anak," kata Gabriel Boric di depan parlemen di Valparaiso pada Minggu, 1 Juni 2025.
Dalam pidatonya, Gabriel Boric juga mengecam serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 dan menyerukan agar semua sandera yang ditahan kelompok perlawanan Palestina itu dibebaskan.
Baca Juga: Mantan Presiden Chile Sebastian Pinera Tewas dalam Kecelakaan Helikopter di Tengah Cuaca Buruk
Boric menekankan bahwa kebijakannya menargetkan "pemerintahan genosida, bukan orang Israel". Dia juga mendukung Spanyol yang berencana menerapkan embargo senjata terhadap Israel.
Menanggapi pernyataan itu, Duta Besar Israel untuk Chile Gil Artzyeli memperingatkan bahwa boikot yang diusulkan Boric bisa memicu sanksi perdagangan, terutama dari Amerika Serikat.
Namun, Boric menyatakan bahwa pendiriannya didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, bukan karena alasan perdagangan. "Ini bukan soal perdagangan, tetapi masalah prinsip dan keadilan," kata dia.
Baca Juga: Copa America 2024: Imbang Melawan Chile, Kanada Perempat Final
Boric juga menyatakan bahwa mengkritik pemerintah Israel bukanlah sikap anti-Yahudi. "Kami mengkritik tindakan, bukan orang," katanya, menegaskan.
Rencana terbaru Boric itu muncul setelah dia baru-baru ini menarik atase militer Chile dari Israel sebagai protes terhadap krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina.
Ketegangan antara pemerintah Chile dan Israel muncul pertama kali pada September 2022, ketika Boric menolak menerima Duta Besar Israel yang akan menyerahkan surat kepercayaan.
Ketegangan itu meningkat pada November 2023, ketika Boric memanggil pulang Duta Besar Chile di Israel untuk berkonsultasi menyusul pengeboman kamp pengungsi Palestina.