DECEMBER 9, 2022
Hiburan

Dongeng Stambul Arkipelagia Karya Band Folk Indie Ingatkan ke Tokoh Fiktif Surabaya Johnny

image
Foto grup band folk indie asal Surabaya Orkes Silampukau, Selasa, 27 Mei 2025. (ANTARA/Instagram-Silampukau)

ORBITINDONESIA.COM - Mendengarkan album Stambul Arkipelagia karya band folk indie asal Surabaya Orkes Silampukau, mengingatkan sosok tokoh fiktif Surabaya Johnny dalam kumpulan cerita pendek (cerpen) Sentimentalisme Calon Mayat karya Sony Karsono.

Surabaya Johnny, yang mempunyai keterkaitan dengan lagu pop tahun 1971 yang berjudul Surabaya Johnny dinyanyikan oleh penyanyi Italia Milva, merupakan tokoh fiktif yang diambang ketidakwarasan karena distopia terhadap zaman yang makin mencengkeram.

Sony Karsono menggambarkan Surabaya Johnny sebagai sastrawan yang keblinger dengan sajak-sajaknya mengubah rombeng manusia kota.

Baca Juga: BABYMONSTER Pecahkan Rekor Penjualan Album Tertinggi, Lebih dari 400.000 Dalam Seminggu Pertama

"Surabaya Johnny, pujangga Surabaya yang selama akhir dasawarsa 2030an masih kebilnger intens mengubah rupa-rupa syair tentang kehidupan rombeng manusia kota," (Karsono Sony, 2023: 68).

Memang Kharis Junandharu, personel Orkes Silampukau sekaligus penulis lirik album Stambul Arkipelagia, bukanlah Surabaya Johnny yang begitu bugil, brutal, dan barbar tetapi keduanya punya kesamaan yakni keresahan dan keblinger membongkar wajah manusia.

Dalam Stambul Arkipelagia yang didendangkan oleh Orkes Silampukau menampilkan sebuah distopia dari negeri yang disebut Arkipelagia; sebuah negeri maritim yang penuh marabahaya.

Baca Juga: Grup Idola Korea Selatan SEVENTEEN Berkolaborasi dengan Spotify untuk Peluncuran Album Baru

Keresahan zaman yang semakin edan yang menurut filsuf Hannah Arendt sebagai banalitas kejahatan yakni kondisi kejahatan yang dianggap lumrah oleh kalangan mayoritas.

Orkes Silampukau membawa unsur fiktif mengenai negeri Arkipelagia yang senantiasa dalam ambang ketidakwarasan antara kenyataan dan khayalan yang tidak bisa dibedakan.

Album Stambul Arkipelagia yang direncanakan berisi paling sedikit 12 lagu ini akan terbagi ke dalam tiga volume. "Album pendek ini adalah bagian pertama dari album yang direncanakan sedikit rendisi 12 lagu populer dari sebuah negara-bangsa bernama Arkipelagia," tulis laman resmi Silampukau.

Baca Juga: Maliq & D’Essentials Persembahkan Album Baru yang Diberi Judul Can Machines Fall in Love?

Untuk Stambul Arkipelagia volume I telah dirilis pada 16 Mei lalu yang berisi lima lagu berjudul Sejoli, Sejauh 'Ku Memandang (Paceklik Blues), Jurang Kemiskinan 1 (Dodoi), Prelude Al-Muqawim, dan In Memoriam ... (Halimun Rahasia).

Dongeng Stambul Arkipelagia

Mendengarkan dendang Orkes Silampukau dalam album volume I ini serasa mendengarkan suara vokal Kharis Junandharu yang sedang membacakan dongeng.

Baca Juga: Arash Buana Mantapkan Perjalanan Karir Musiknya Lewat Album Kedua dengan Lagu Take Me Home

Nuansa khas dengan lirik berima seperti ruh pada album perdana yakni Dosa, Kota, dan Kenangan masih dipertahankan oleh Orkes Silampukau pada album terbarunya ini. Seperti balada dari seorang petani dalam lagu Sejauh 'Ku Memandang (Paceklik Blues) yang digambarkan dalam jurang ketidakpastian karena terkena paceklik.

"Padi hampa tiada tinggi September ini, bara cuaca memanggang segalanya: ladang gemersang sejauh 'ku memandang. Kemarau telah menang, paceklik datang," (Orkes Silampukau: Sejauh 'Ku Memandang).

Sketsa ironi dibalut tragedi getir juga masih menjadi nyawa dalam lagu "Jurang Kemiskinan 1 (Dodoi). Namun lagu ini dibalut dengan nuansa khas ala musik Melayu, membawa pendengarnya berpindah jauh dalam lanskap sosial.

Baca Juga: Album Penyair SATUPENA Oleh Artificial Intellegence: Pengantar Buku Puisi Sekaligus Album Lagu dari Denny JA

"Ai, ya sayang, beginilah nasib bonus demografi: Nirdaya kala diperdaya negara; pakan infernal invertabrata neraka. Nirsuara kala dirupaksa negara," (Orkes Silampukau: Jurang Kemiskinan 1 (Dodoi).

Lagu ini bukan lagi berbicara mengenai paceklik dan petani namun mengangkat persoalan mengenai kisah tokoh aku yang terjebak dalam jurang kemiskinan meski mendapatkan bonus demografi karena diperdaya oleh kebijakan negara fiktif Arkipelagia.

Dendang yang mengangkat persoalan lebih personal dan lebih membawa nuansa emosional terdapat dalam lagu In Memoriam...(Halimun Rahasia).

Baca Juga: Grup Musik Asal Nusa Tenggara Barat, Pelita Groove Rilis Album Mini Perdana Bertajuk Sendikale

Lagu ini menjadi tembang yang mengisahkan mengenai kisah tragis sepasang kekasih yang dipisahkan oleh kematian. Membawa nuansa yang lebih dramatik dan emosional, lagu ini dibalut dengan melodi musik waltz. Lagu ini seakan tengah mendekonstruksi gaya waltz yang notabene mengangkat kisah romantis.

Kisah persoalan yang personal juga dihadirkan dalam lagu Sejoli, yang mengangkat kisah mengenai dua pasangan keblinger Bobby dan Erika yang sedang kasmaran.

Dengan diiringi ritme musik bernuansa tango, lirik lagu ini fokus pada penggambaran karakter yang nyeleneh dari Bobby dan Erika sebagai sepasang kekasih yang diterpa badai asmara hingga berujung kehamilan Erika.

Baca Juga: Tabraklari, Grup Musik Asal Tangerang, Merilis Album Baru Bertajuk Keluar Tumbuh Liar

"Amboi, garis dua! Gesit betul berenangnya! Amboi, nasib apa yang sembunyi menantinya, di negeri se-ngeri hari ini, di ambang tirani?" (Silampukau: Sejoli).

Lagu-lagu pada album volume I ini selayaknya dibawakan oleh pendongeng yang membongkar akan pahit dan getirnya negeri fiktif bernama Archipelagia. Tragis dan begitu menyentil setiap telinga pendengarnya.

Prolog Orkes Silampukau

Baca Juga: The Virgin Rilis Album Full Circle

Dengan lahirnya album Stambul Arkipelagia sekaligus menandai prolog bagi Orkes Silampukau. Band dengan logo burung kepodang ini sebelumnya bernama Silampukau dengan dua personel yakni Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening.

"Orkes Silampukau adalah kawanan kepodang...adalah formasi baru dari duo Silampukau. Diresmikan seiring dirilisnya album Stambul Arkipelagia vol. 1," tulis Orkes Silampukau.

Formasi baru dari Orkes Silampukau yakni kehadiran drummer Prasimansyah, bass Rhesa Filbert, dan pianis Ariefin.

Baca Juga: Pendiri Kelompok Penyanyi Jalanan, Anto Baret Luncurkan Album "Sketsa Jalanan" untuk Suarakan Isu Sosial

Peluncuran album baru tersebut menjadi album kedua dari band yang lahir pada tahun 2008 ini. Pada 2015 silam, Silampukau telah merilis album perdana berjudul Dosa, Kota, dan Kenangan yang berisi sepuluh lagu.

Selepas merilis album Dosa, Kota, dan Kenangan, Silampukau juga sempat meluncurkan dua lagu yakni Lantun Mustahil dan Dendang Sangsi.

Selama satu dekade tanpa merilis album, tentu dengan kehadiran album baru bertajuk Stambul Arkipelagia menjadi penawar rindu bagi para penggemar yang senantiasa menantikan kicau dari sekawanan kepodang ini.***

Halaman:

Berita Terkait