DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Pertamina: Proyek CO2 Reduction di Indramayu Jawa Barat Dukung Kemandirian Energi

image
Progres pembangunan fasilitas CO2 Reduction di Lapangan Akasia Bagus di wilayah kerja Pertamina EP Jatibarang Field sudah mencapai 90 persen. ANTARA/HO-Pertamina EP

ORBITINDONESIA.COM - PT Pertamina EP menyatakan, proyek CO2 Reduction merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas produksi energi Indonesia sekaligus mencapai kemandirian energi.

VP Production & Operations Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, Rahmat Ali Hakim dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 26 Mei 2025 mengatakan, investasi proyek yang berlokasi di Lapangan Akasia Bagus, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu menunjukkan komitmen Pertamina EP untuk memastikan pasokan energi yang stabil di masa depan.

"Hingga saat ini, proyek optimasi pengembangan Lapangan-Lapangan Akasia Bagus-Gantar atau disebut OPLL ABG-GTR, telah berkontribusi dalam optimalisasi cadangan minyak sebesar 12,71 juta stok barel (million stock tank barrels/MMSTB) dan gas sebesar 10,53 miliar kaki kubik (billion standard cubic feet/BSCF)," kata pejabat Pertamina itu.

Baca Juga: Harga BBM Usai Lebaran, Pertamina, Shell, dan BP Stabil, Vivo Turun

Dalam upaya mencapai efisiensi dan keberlanjutan operasional, Pertamina EP juga menjalin kolaborasi strategis dengan perusahaan multinasional BASF. Perusahaan yang berbasis di Jerman itu bergerak di sektor industri kimia dan dikenal sebagai salah satu produsen bahan kimia terbesar di dunia.

BASF menyediakan berbagai produk dan solusi teknologi, termasuk bahan kimia khusus, katalis, dan teknologi pengolahan gas, yang relevan dengan proyek kolaborasi bersama Pertamina EP di Lapangan Akasia Bagus.

Pada kolaborasi Pertamina EP dan BASF tersebut, BASF berperan sebagai licensor, yakni penyedia lisensi teknologi untuk unit pengolahan gas asam (acid gas removal unit/AGRU) berbasis sistem amine (methyldiethanolamine/MDEA).

Baca Juga: Pertamina Beri Sanksi Dua SPBU Nakal di Klaten dan Denpasar Terkait Pengoplosan BBM

Selain itu juga mendukung keahlian teknis untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pengolahan gas asam yang mampu menangani kadar CO2 yang tinggi.

Hasil sinergi kedua perusahaan itu mampu memberikan kinerja terobosan yang pertama di dunia, yakni mengolah gas hasil produksi yang dikumpulkan di Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) yang berkadar CO2 yang tinggi, yakni 65 persen mole menjadi 8 persen, yang sesuai dengan spesifikasi gas siap jual.

Sebelumnya pada awal Mei 2025, Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taufan Marhaendrajana telah meninjau kemajuan proyek strategis CO2 Reduction, yang saat ini berjalan sesuai target.

Baca Juga: Kejagung Periksa eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Terkait Kasus Tata Kelola Minyak Mentah

Diketahui, Lapangan Akasia Bagus dioperasikan Pertamina EP dikembangkan berdasarkan plan of development (POD) yang disetujui pada 27 Desember 2017 dengan mekanisme dua tahap, stage 1 dan stage 2.

Hingga saat ini, Pertamina EP telah mengebor 12 sumur pengembangan di klaster Akasia Bagus dan terdapat 26 sumur produksi aktif di Lapangan Akasia Bagus.

Untuk meningkatkan keandalan fasilitas dalam menampung hasil produksi migas, Pertamina EP sedang meningkatkan (upgrading) fasilitas Stasiun Pengumpul Akasia Bagus, dari kapasitas awal 1.750 barel cair per hari (BLPD) dan 3 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) menjadi 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD.

Baca Juga: Kabar baik, Harga BBM Pertamina Turun pada Mei 2025

Selain fokus pada peningkatan produksi, Pertamina EP juga berkomitmen dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Upaya tersebut termasuk penerapan teknologi ramah lingkungan dan penghijauan di area pesisir, dengan penanaman lebih dari 86 ribu mangrove.

Proyek upgrading SP ABG itu mencerminkan langkah nyata Pertamina EP dalam mendukung ketahanan energi nasional melalui peningkatan produksi migas, penerapan teknologi inovatif, dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.***

Halaman:

Berita Terkait