Pertamina: Proyek CO2 Reduction di Indramayu Jawa Barat Dukung Kemandirian Energi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 27 Mei 2025 07:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - PT Pertamina EP menyatakan, proyek CO2 Reduction merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas produksi energi Indonesia sekaligus mencapai kemandirian energi.
VP Production & Operations Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, Rahmat Ali Hakim dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 26 Mei 2025 mengatakan, investasi proyek yang berlokasi di Lapangan Akasia Bagus, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu menunjukkan komitmen Pertamina EP untuk memastikan pasokan energi yang stabil di masa depan.
"Hingga saat ini, proyek optimasi pengembangan Lapangan-Lapangan Akasia Bagus-Gantar atau disebut OPLL ABG-GTR, telah berkontribusi dalam optimalisasi cadangan minyak sebesar 12,71 juta stok barel (million stock tank barrels/MMSTB) dan gas sebesar 10,53 miliar kaki kubik (billion standard cubic feet/BSCF)," kata pejabat Pertamina itu.
Baca Juga: Harga BBM Usai Lebaran, Pertamina, Shell, dan BP Stabil, Vivo Turun
Dalam upaya mencapai efisiensi dan keberlanjutan operasional, Pertamina EP juga menjalin kolaborasi strategis dengan perusahaan multinasional BASF. Perusahaan yang berbasis di Jerman itu bergerak di sektor industri kimia dan dikenal sebagai salah satu produsen bahan kimia terbesar di dunia.
BASF menyediakan berbagai produk dan solusi teknologi, termasuk bahan kimia khusus, katalis, dan teknologi pengolahan gas, yang relevan dengan proyek kolaborasi bersama Pertamina EP di Lapangan Akasia Bagus.
Pada kolaborasi Pertamina EP dan BASF tersebut, BASF berperan sebagai licensor, yakni penyedia lisensi teknologi untuk unit pengolahan gas asam (acid gas removal unit/AGRU) berbasis sistem amine (methyldiethanolamine/MDEA).
Baca Juga: Pertamina Beri Sanksi Dua SPBU Nakal di Klaten dan Denpasar Terkait Pengoplosan BBM
Selain itu juga mendukung keahlian teknis untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pengolahan gas asam yang mampu menangani kadar CO2 yang tinggi.
Hasil sinergi kedua perusahaan itu mampu memberikan kinerja terobosan yang pertama di dunia, yakni mengolah gas hasil produksi yang dikumpulkan di Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) yang berkadar CO2 yang tinggi, yakni 65 persen mole menjadi 8 persen, yang sesuai dengan spesifikasi gas siap jual.
Sebelumnya pada awal Mei 2025, Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taufan Marhaendrajana telah meninjau kemajuan proyek strategis CO2 Reduction, yang saat ini berjalan sesuai target.
Baca Juga: Kejagung Periksa eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Terkait Kasus Tata Kelola Minyak Mentah
Diketahui, Lapangan Akasia Bagus dioperasikan Pertamina EP dikembangkan berdasarkan plan of development (POD) yang disetujui pada 27 Desember 2017 dengan mekanisme dua tahap, stage 1 dan stage 2.