Akaha Taufan Aminudin: Percintaan Dalam Kabut, Resensi Buku Lentera Pasundan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 20 September 2022 08:24 WIB
Baca Juga: Saudi Akan izinkan Konsumsi Minuman Alkohol
Dalam dunia perpuisian, tak hanya relasi manusia dengan Sang Pencipta dan relasi antar manusia yang menjadi objek proses kreatif penyair, menuliskan puisi-puisinya yang merepresentasikan cerminan dari kegelisahan penyair dengan penguasa negeri ini, birokrasi, hukum dengan semena-mena dan ketidak adilan aturan sepihak dan atau penyair dengan manusia.
Dengan cara penulisan baru puisi esai, puisi panjang bercatatan kaki, mengawinkan fakta dan fiksi dalam buku setebal 158 ini adalah media untuk mempermudah pembaca agar tidak salah tafsir dalam memaknai karya 6 penyair dalam puisi esainya.
Buku ini dimulai dengan sambutan pengantar yang sangat menarik bersinergi dengan karya-karya para penyair-penyair yang telah lama berkecimpung dalam dunia tulis menulis dan dituliskan pengertian dan makna dari puisi itu sendiri pada kata pengantar, kemudian dilanjutkan dengan prawacana serta puisi-puisi esai dari masing-masing penyair.
Baca Juga: Kisah Hikmah - Pria yang Tidak Lolos Ujian Universitas dan Istri yang Bijaksana
Puisi esai dalam antologi puisi Lentera Pasundan (Provinsi Jawa Barat) Ada enam penyair tersebut adalah: Ahmad Gaus dengan karyanya Kutunggu di Cisadane, Denis Hilmawati dengan karyanya berjudul ‘Lentera Cinta di Gedung Juang Tambun’,
Jojo Rahardjo dengan karyanya berjudul ‘Laylis Istri Kontrak: Kisah Memilukan di Cisarua’, Peri Sandi Huizhce dengan karyanya berjudul ‘Mata Luka Sengkon Karta’, Tri Sanyoto dengan karyanya berjudul ‘Indramayu, Sebuah Ironi’
dan yang terakhir Ummi Rissa dengan karyanya berjudul ‘Noni, Gadis Cilik Bermata Bulat’. Pengantarnya Eka Budianta dengan ulasan pemikirannya yang sangat menarik ‘PENCERAHAN TAK BOLEH BERHENTI’.
Pada awal buku dengan kata pengantar Eka Budianta ulasan pemikirannya yang sangat menarik ‘PENCERAHAN TAK BOLEH BERHENTI’. Pada kata pengantar menguraikan mengenai Di Indonesia, Provinsi Jawa Barat memiliki paling banyak perguruan tinggi.