DECEMBER 9, 2022
Kolom

Robert Francis Prevost, Dari Misionaris di Peru Jadi Paus Leo XIV

image
Tangkapan layar - Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai Paus terpilih ke-267 dengan nama Paus Leo XIV menyapa ribuan umat Katolik yang berkumpul di alun-alun Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis, 8 Mei 2025 waktu setempat. ANTARA/Vatican Media/aa.

Dia disebut-sebut akan mendukung keberlanjutan reformasi yang diinisiasi mendiang Paus Fransiskus, untuk Gereja Katolik. Ia dilaporkan memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus mengenai isu lingkungan serta keberpihakan kepada kaum miskin dan migran.

Dia pun disebut mendukung perubahan praktik pastoral mendiang Fransiskus, yang mengizinkan umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi secara sipil untuk menerima komuni kudus.

Meskipun begitu, ia tampaknya tidak akan meneruskan keterbukaan yang ditunjukkan Paus Fransiskus kepada komunitas LGBTQ.

Baca Juga: Berpulangnya Paus Fransiskus dan Harapan Baru Gereja Katolik

Dalam rekam jejaknya, Prevost juga menghadapi skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh para imam Katolik—masing-masing di Chicago (1999-2001) dan Chiclayo, Peru (2022)—meskipun ia telah dibela dalam kedua kasus tersebut.

Para pendukung Prevost menyatakan ia tak bersalah dan bahwa kedua kasus itu telah dilaporkan secara tidak akurat dan tidak adil oleh media.

Meskipun ia orang Amerika dan akan sepenuhnya menyadari perpecahan dalam Gereja Katolik, latar belakangnya dengan lama melayani di Amerika Latin juga merupakan napak tilas dari kehidupan Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump dan Sejumlah Pemimpin Dunia Akan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

Moto episkopal yang terus dipegang Prevost adalah “In Illo uno unum”—kata-kata yang diucapkan oleh Santo Agustinus dalam khotbahnya tentang Mazmur 127 untuk menjelaskan bahwa “meskipun kita orang Kristen banyak, dalam satu Kristus kita adalah satu.”

Pesan persatuan itu pula yang kembali ditegaskannya dalam pidatonya, dengan mengajak umat beriman membangun Gereja misionaris, menjadi jembatan dan dialog, serta selalu menerima semua orang dengan tangan terbuka.

“Seperti alun-alun (Santo Petrus) ini, terbuka bagi semua yang membutuhkan kasih, dialog, dan kehadiran kita,” ujarnya.

Baca Juga: Menlu Sugiono: Jokowi Dipertimbangkan Jadi Utusan Khusus Indonesia ke Pemakaman Paus Fransiskus

Kini, dunia akan mengikuti bagaimana Paus Leo XIV memimpin 1,4 miliar umat Katolik, menjadi teladan perdamaian dan kemanusiaan.

Halaman:

Berita Terkait