DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mencari Panggilan Hidup Sejati

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Menyambut Aplikasi Knowing Myself+Healing LSI Denny JA (5)

ORBITINDONESIA.COM - Pada suatu malam tahun 1939, di pinggiran Omaha, Nebraska, seorang remaja laki-laki duduk sendiri di tangga rumah kayu tua milik keluarganya.

Ayahnya, seorang pekerja kasar yang keras kepala, baru saja memarahinya karena dianggap terlalu lembut, terlalu diam, terlalu suka membaca.

“Kau harus seperti pria sejati!” bentak sang ayah, sambil membanting pintu.

John L. Holland, remaja itu, menggigit bibirnya. Ia tak mengerti mengapa dunia menolak dirinya yang sebenarnya.

Ia pecinta buku, pemikir diam-diam, pengamat tingkah laku manusia. Ia bukan petarung. Ia bukan pelari. Tapi ia tahu: dari balik kaca jendela sekolah dan bis kota, ada semesta batin manusia yang penuh warna, menunggu dijelajahi.

Di malam itu, dalam diam yang terasa seperti luka, lahirlah benih pertanyaan dalam dirinya:
Mengapa manusia begitu berbeda satu sama lain? Dan bagaimana jika perbedaan itu bisa dipetakan—bukan untuk dihakimi, tapi untuk dibebaskan?

Puluhan tahun kemudian, pertanyaan remaja itu melahirkan teori yang mengubah arah ilmu psikologi karier: RIASEC.

-000-

Kisah Holland saya baca kembali ketika bersama tim LSI Denny JA, kami membangun aplikasi KnowingMyself+Healing.

Aplikasi ini memodifikasi tes bakat RIASEC, mensinergikannya dengan 12 tes psikologi lainnya, memanfaatkan kekuatan AI, dan tersedia dalam 28 bahasa.

Ia bisa digunakan 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Bisa diakses dari mana saja, kapan saja, tanpa perlu ke biro psikologi atau ruang konseling.

Holland tumbuh sebagai pengamat yang tak lelah. Ia bekerja sebagai tentara medis di Perang Dunia II. Di sanalah ia menyaksikan manusia dalam kondisi paling rapuh: takut, bingung, atau tiba-tiba menjadi pahlawan.

Ia tak hanya mencatat luka fisik. Ia mulai melihat pola dalam kepribadian dan reaksi manusia.

Setelah perang, ia melanjutkan studi psikologi di University of Minnesota dan Johns Hopkins. Di ruang-ruang kelas itulah, ia menggubah pertanyaan menjadi metodologi.

“Mengapa ada yang bahagia menjadi pustakawan, tapi tertekan sebagai manajer?”
“Mengapa seorang teknisi unggul dalam ketelitian, tapi gelisah saat harus tampil di depan umum?”

Jawaban Holland tak lahir dari teori di awang-awang. Ia berjalan ke penjara, panti sosial, kantor, sekolah, dan universitas. Ia bertanya langsung kepada manusia:
Apa yang kau sukai? Apa yang membuatmu merasa hidup?

Dari ribuan potret itu, ia menyusun enam tipe kepribadian yang kini menjadi peta global:
Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, Conventional. Disingkat: RIASEC.

-000-

RIASEC bukan sekadar tes. Ia adalah jendela ke dalam batin.

Setiap pertanyaan dirancang seperti kunci, membuka ruang-ruang kecil dalam diri:

* Apakah kamu menikmati membetulkan mesin atau menulis cerita?
* Apakah kamu merasa damai saat bekerja dengan data, atau saat membantu sesama?

Dengan menjawab jujur, kita perlahan mengenal irama dasar diri kita sendiri.

Seperti Holland saat muda, kita sering ditolak karena berbeda. Tapi berbeda bukanlah cacat. Dalam terang RIASEC, berbeda adalah arah. Dan arah itu bisa membawa kita ke tempat di mana kita tak hanya produktif

Kita juga merdeka secara batin.

Holland merancang RIASEC di era mesin ketik dan kartu indeks. Tapi fondasinya tahan zaman.

Kini, aplikasi KnowingMyself+Healing membawa semangat Holland ke era digital. Lewat AI dan algoritma, tes ini semakin presisi, namun tetap manusiawi.

Kami percaya: di balik semua data dan prediksi, masih ada satu pusat kompas yang tak tergantikan: suara hati.

Teknologi membantu membaca. Tapi hanya manusia yang bisa memilih.
Dan pilihan terbaik lahir bukan dari gaji tertinggi—
melainkan dari resonansi batin.

Ketika John Holland menciptakan RIASEC, ia sedang menjawab lukanya sendiri. Luka karena tak diterima apa adanya.

Namun ia tak membalas dunia dengan kemarahan. Ia memilih untuk menyembuhkan.

Dengan empati dan disiplin ilmiah, ia menciptakan alat agar jutaan orang tak perlu tersesat seperti dirinya dulu.

Hari ini, dari ruang-ruang kelas di Asia hingga bimbingan karier di Eropa, warisannya terus hidup:
membantu manusia menemukan tempat mereka sendiri di dunia.

-000-

Di antara algoritma dan pertanyaan RIASEC yang tertera di layar, terselip dialog abadi:
"Apakah mesin bisa memahami ironi manusia yang mendambakan kebebasan, tapi juga takut tersesat?"

Holland sendiri pernah menulis di jurnal pribadinya (1957):
"Teori ini hanyalah peta, bukan wilayah sebenarnya. Setiap generasi harus menambahkan garis batas yang baru.

KnowingMyself+Healing menjawabnya dengan cara tak terduga: AI tak hanya menghitung skor, tapi juga merekam micro-expressions saat pengguna ragu pada suatu pilihan.

Di balik kode Python, ada ruang untuk paradoks: bagaimana seorang artistic bisa mencintai logika data. Atau seorang conventional tiba-tiba menulis puisi di sela laporan keuangan.

Di sini, teknologi dan manusia tak saling meniadakan.
Seperti Holland yang memadukan disiplin militer dengan kelembutan psikologi,
aplikasi ini mengajari kita.

"Kekuatan terbesar RIASEC bukan pada ketepatan label,
melainkan keberanian untuk merangkul kontradiksi diri
sebagai bahan bakar evolusi karier."

Kita semua, seperti Holland, mungkin pernah merasa asing di rumah sendiri.
Dunia terlalu bising, terlalu sempit, terlalu cepat menilai.

Namun dalam diri kita, masih ada ruang yang belum ternodai. Di sanalah panggilan sejati berbisik pelan.

Tes RIASEC bukan jawaban dari semua masalah. Tapi ia bisa menjadi peta awal, untuk mereka yang siap berjalan.

Di dunia yang gemerlap namun kehilangan makna,
panggilan hidup mungkin hadir dalam bentuk yang sederhana:
sebuah tes, selembar hasil, dan keberanian untuk mendengar.

Karena pada akhirnya—
bukan jabatan, bukan kekuasaan, bukan kekayaan,
melainkan panggilan sejati
yang membuat kita merasa utuh sebagai manusia.

Dan seperti yang diam-diam diyakini Holland:
setiap manusia layak menemukannya.***

Jakarta, 1 Mei 2025

-000-

Ratusan esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World

https://www.facebook.com/share/19swddLFm9/?mibextid=wwXIfr

Halaman:

Berita Terkait