DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden Ferdinand Marcos Jr Kecam Keras Serangan Terhadap Festival Filipina di Vancouver Kanada

image
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (Foto; ANADOLU)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menyatakan kecaman kerasnya atas insiden penabrakan di festival perayaan Hari Lapu-Lapu Filipina di Vancouver, Kanada, yang menewaskan 11 orang dan melukai puluhan lainnya.

"Hati saya hancur mendengar insiden yang mengerikan dalam festival Hari Lapu-Lapu Filipina di Vancouver, British Columbia, Kanada," kata Marcos dalam pernyataannya, Ahad, 27 April 2025.

Atas nama pemerintah dan rakyat Filipina, Presiden Marcos dan Ibu Negara Liza Araneta Marcos menyatakan "belasungkawa terhadap keluarga korban dan kepada komunitas Filipina yang kuat dan terus berkembang di Kanada".

Baca Juga: Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte Diterbangkan ke Den Haag Usai Ditangkap

Presiden Filipina memastikan bahwa pemerintahannya, melalui konsulat jenderal di Vancouver, terus berkoordinasi dengan otoritas Kanada terkait insiden itu.

"Konsulat Jenderal Filipina di Vancouver bekerja bersama otoritas Kanada untuk memastikan insiden tersebut diselidiki secara menyeluruh dan supaya para korban berikut keluarganya terus dibantu," kata Marcos.

"Kami terus bersama keluarga korban dan komunitas Filipina di Vancouver pada masa yang begitu sulit ini," ucap Presiden Filipina.

Baca Juga: ICC Ungkap eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditahan di Pusat Penahanan Scheveningen, Den Haag

Pada Sabtu, 26 April 2025 pukul 20:14 waktu setempat, seorang pria menabrakkan kendaraannya ke kerumunan masyarakat yang menghadiri Festival Hari Lapu-Lapu di dekat East 43rd Avenue dan Fraser Street, menurut Polisi Vancouver (VPD).

Penyelidikan insiden tersebut berada di bawah tanggung jawab biro kejahatan besar VPD, sementara si pelaku yang berusia 30 tahun telah ditahan polisi.

"Saat ini kami meyakini bahwa insiden ini bukanlah tindak terorisme," menurut VPD.

Baca Juga: Ribuan Orang Berdemo di Kota Davao, Tuntut Pembebasan Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte

Sementara itu, penyelenggara acara menyatakan bahwa festival Filipina tersebut "ditujukan untuk merayakan perlawanan dan keteguhan". Namun, pihak penyelenggara melaporkan adanya "serangan rasis secara verbal kepada penampil berkulit hitam" sebelum acara berlangsung.

Halaman:

Berita Terkait