DECEMBER 9, 2022
Kolom

Air Jadi Senjata Geopolitik Baru di Tengah Krisis Kashmir

image
Sungai Indus yang airnya diperebutkan India dan Pakistan (Foto: Youtube)

Pada abad yang lalu, dapat disebut Perang Enam Hari pada 1967, di mana Israel melancarkan serangan pendahuluan antara lain terhadap upaya Suriah untuk mengalihkan aliran air di anak Sungai Yordan. Perang Enam Hari adalah contoh di mana infrastruktur air menjadi target strategis serangan militer.

Serangan militer yang ditujukan secara langsung dalam konflik baru-baru ini juga terjadi pada konflik di Ukraina, ketika hancurnya Bendungan Kakhova di Sungai Dnieper, Ukraina, pada Juni 2023 mengakibatkan banjir besar, pemindahan banyak warga di sekitar bendungan, dan kerusakan lingkungan yang signifikan.

Berbagai tragedi itu mengingatkan bahwa konflik dapat dipicu atau diperkuat intensitasnya antara lain karena kelangkaan akibat kekeringan atau perubahan iklim (seperti terjadi di Darfur, Suriah), hingga faktor kontrol strategis akses hulu versus hilir.

Baca Juga: Dampak Terorisme: Lima Siswa Sekolah Usia 5-10 Tahun Tewas Akibat Ledakan di Pakistan

Memang harus ditekankan bahwa air bukanlah satu-satunya faktor atau penyebab utama dari terjadinya berbagai konflik yang telah dipaparkan tadi, tetapi tidak salah rasanya untuk menggarisbawahi bahwa infrastruktur air semakin lama menjadi semakin strategis pada terjadinya konflik di era modern ini, sehingga perlu adanya tindakan internasional untuk melindungi sumber daya yang kritis tersebut.

Kembali ke perselisihan air Indus antara India dan Pakistan, ketegangan pascaserangan di Pahalgam memang berpotensi membuat air kembali menjadi unsur yang signifikan dalam salah satu kekisruhan yang tengah disorot dunia saat ini.

Apalagi, ketersediaan air dari lembah Indus juga dirasakan semakin penting mengingat dampak perubahan iklim membuat semakin cepatnya gletser di pegunungan Himalaya mencair dengan cepat, sehingga berisiko menimbulkan kelangkaan pada masa mendatang di kawasan Asia Selatan.

Baca Juga: Taliban: Pengeboman Jet Tempur Pakistan di Afghanistan Tewaskan 46 Orang

Cegah eskalasi

Sejumlah tindakan nyata yang dapat membantu mengurangi ketegangan dan mencegah eskalasi antara lain adalah memperkuat atau merundingkan ulang IWT, demi menyesuaikan perjanjian tahun 1960 itu dengan realitas saat ini seperti dampak perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan disrupsi teknologi.

Poin yang dapat dibahas antara lain adalah menambahkan klausul ketahanan iklim dan mekanisme respons kekeringan/banjir bersama, menetapkan protokol yang jelas untuk infrastruktur baru India (seperti bendungan) untuk menghindari ambiguitas, serta membentuk badan pengawas multilateral, bukan hanya bilateral.

Baca Juga: PM Shehbaz Sharif: Lebih dari 22 Juta Anak di Pakistan Tidak Bersekolah

Dalam segi teknologi, maka perlu adanya pemantauan air dan pembagian data bersama antara kedua negara yang berjalan secara transparan, dengan bantuan pemasangan sensor aliran sungai waktu nyata di titik-titik utama, keterbukaan dalam data hidrologi dan satelit, serta melibatkan auditor internasional.

Halaman:

Berita Terkait