Berpulangnya Paus Fransiskus dan Harapan Baru Gereja Katolik
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Rabu, 23 April 2025 05:20 WIB

Pada Rabu, 23 April 2025, jenazah Paus Fransiskus akan dibawa dari kediamannya di Casa Santa Marta untuk kemudian disemayamkan di Basilika Santo Petrus, di mana umat bisa memberikan penghormatan terakhir.
Setelah itu, jenazah paus akan dimakamkan. Berbeda dengan kebanyakan pendahulunya yang dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus di Vatikan, dalam wasiatnya Paus Fransiskus menyatakan keinginan untuk “beristirahat” di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia.
Konklaf Kepausan
Wafatnya paus menandai dimulainya salah satu proses paling sakral dan rahasia dalam Gereja Katolik Roma, yaitu Konklaf Kepausan, untuk memilih pemimpin spiritual baru bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Proses ini akan dimulai 15 hingga 20 hari setelah wafatnya paus, untuk memberi waktu bagi kardinal dari berbagai negara berkumpul di Vatikan.
Dari 252 kardinal Gereja yang ditunjuk langsung oleh paus, sekitar 135 orang yang berusia di bawah 80 tahun berhak mengikuti konklaf. Sekitar 110 kardinal elektor telah dipilih oleh Fransiskus dalam 10 tahun terakhir, dan sebagian besar menunjukkan visinya tentang gereja yang lebih inklusif.
Konklaf Kepausan akan berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, secara tertutup dan khidmat.
Baca Juga: Garuda Indonesia dan KWI Bekerja Sama Dukung Mobilitas Umat Katolik Lewat Berbagai Layanan
Setelah para kardinal berkumpul, Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan akan mengucapkan dengan lantang dalam bahasa Latin “Extra omnes” yang berarti “semua keluar”. Kemudian, seluruh pintu di Kapel Sistina akan dikunci dan para kardinal memulai proses konklaf.
Selama proses pemilihan yang bisa berlangsung berhari-hari bahkan berminggu-minggu, para kardinal harus bersumpah untuk menjaga rahasia dan dilarang untuk melakukan kontak dengan dunia luar. Mereka tidak boleh membawa ponsel, membaca koran, menonton televisi, atau komunikasi apapun dengan dunia luar.
Mereka makan dan tidur di Domus Sanctae Marthae, sebuah asrama yang dibangun khusus di Kompleks Vatikan hingga konklaf selesai. Proses isolasi tanpa pengaruh dari dunia luar ini dimaksudkan agar Roh Kudus memimpin proses konklaf dan menganugerahkan kebijaksanaan bagi para kardinal dalam memberikan suara mereka.
Baca Juga: Vatikan: Kondisi Paus Fransiskus yang Dirawat di RS Gemelli Roma Sedikit Membaik
Konklaf dimulai dengan misa, yang dilanjutkan dengan musyawarah dan pemungutan suara. Pemungutan suara dilakukan setiap hari pada pagi dan sore, maksimal dapat dilakukan hingga empat kali dalam sehari.