DECEMBER 9, 2022
Kolom

70 Tahun Konferensi Asia Afrika: Relevansi Dasasila Bandung dan Rekonstruksi Tatanan Dunia

image
Arsip Foto - Gedung Concordia resmi diganti namanya menjadi Gedung Merdeka oleh Presiden Soekarno, Kamis, 7 April 1955, menjelang konferensi Asia-Afrika. ANTARA/Rubby Jovan/am.

"Kita sekarang berada di titik kekacauan. Kita perlu mundur selangkah dan kembali pada prinsip (Dasasila Bandung), tetapi dengan membangun keterlibatan konkret yang menyatukan kita. Jika tidak, orang-orang akan melanggar prinsip tersebut dan tidak saling menghormati," kata dia.

Tentunya diperlukan upaya bersama untuk membangun mekanisme prinsip itu, yakni suatu upaya kolektif yang melembaga, terutama dari negara-negara Gerakan Non-Blok (GNB). Negara-negara yang berpartisipasi dalam KAA 1955 kemudian bergabung sebagai negara anggota GNB, yang sekarang memiliki keanggotaan lebih dari 100 negara.

Di tengah beragam masalah dan tantangan yang menerpa tatanan dunia saat ini, mulai dari perang tarif sampai dengan perang sesungguhnya, komunikasi antara negara-negara GNB tentu menjadi semakin penting dalam rangka mencari solusi bersama.

Baca Juga: Wamenlu Pahala Nugraha Mansury: Semangat Konferensi Asia-Afrika Penting untuk Jawab Berbagai Tantangan Global

Untuk itu, para anggota GNB perlu bekerja sama untuk membangun mekanisme prinsip tersebut, di mana upaya-upaya sistematik dan langkah bersama dapat dirancang dengan sengaja dan bertujuan hingga dapat ditawarkan untuk membangun suatu tatanan dunia baru, yang berbasis nilai-nilai dari Dasasila Bandung.

Selanjutnya, tantangan ke depan bagi relevansi KAA, dan tentu bagi GNB, adalah menyediakan saran dan melakukan tindakan nyata untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tatanan internasional berbasis aturan.

Sekarang tatanan internasional berada pada titik kritis di mana negara-negara GNB, negara berkembang, dan negara middle powers memberikan masukan-masukan konkret tentang hal-hal praktis, seperti hal yang perlu diubah dari Dewan Keamanan PBB, apa yang perlu diubah untuk mewujudkan tatanan finansial global yang berkeadilan, dan bagaimana implementasi aturan hukum yang baik.

Baca Juga: Mantan Pelapor PBB, Richard Falk: Mobilisasi Gaza Bisa Sebabkan Perubahan Fundamental

"Sudah saatnya untuk menyampaikan usulan yang konkret karena pada waktunya usulan-usulan tersebut dapat menarik lebih banyak orang untuk bergabung dalam aksi," ujar Fahmy.

Dengan demikian, seruan yang perlu digaungkan sekarang adalah tindakan konkret untuk bergerak maju, tidak hanya bagi negara-negara anggota GNB, tetapi juga negara-negara lain.

Peringatan 70 tahun KAA pada tahun ini adalah saat yang tepat menggaungkan seruan untuk lebih banyak tindakan, bukan hanya seruan untuk prinsip lagi. Dasasila Bandung dan GNB belum mencapai potensi penuhnya, perlu ada seruan untuk tindakan lebih lanjut.

Baca Juga: Elon Musk Sepakat dengan Gagasan Agar AS Keluar dari PBB dan NATO

(Oleh Yuni Arisandy Sinaga) ***

Halaman:

Berita Terkait