70 Tahun Konferensi Asia Afrika: Relevansi Dasasila Bandung dan Rekonstruksi Tatanan Dunia
- Penulis : Abriyanto
- Jumat, 18 April 2025 13:00 WIB

Prinsip itu mampu memastikan bahwa setiap bangsa memiliki akses dan kesempatan dalam memainkan peran dan membentuk dinamika tatanan, untuk mencegah hegemoni kekuatan besar menjadi aturan main dalam hubungan antarnegara, dan untuk menghargai koeksistensi damai — suatu kondisi yang memungkinkan sistem politik yang berbeda untuk hidup bersama dalam damai dan harmoni.
Alasan kelima, Prinsip 8 Dasasila Bandung menyerukan untuk memajukan kepentingan bersama dan kerja sama yang dapat menciptakan tatanan dunia yang kokoh dan seimbang.
Tatanan dunia tidak akan bertahan lama jika kerja sama antarpelakunya sedikit atau tidak ada. Untuk itu, memajukan kepentingan bersama sambil memperjuangkan kepentingan nasional sangat penting untuk mewujudkan tatanan dunia yang kokoh dan seimbang, kata Yayan. Selanjutnya, melalui kerja sama itu negara-negara dapat mencapai konvergensi kekayaan dan kemajuan global, kemakmuran bersama, dan memenuhi tanggung jawab bersama mereka.
Alasan keenam, prinsip dalam Dasasila Bandung menawarkan pencapaian perdamaian yang membuat tatanan global bermakna dan langgeng. Hal itu karena Prinsip ke-10 Dasasila Bandung menekankan bahwa negara-bangsa harus menghormati keadilan dan kewajiban internasional.
Namun, terlepas dari relevansinya untuk mewujudkan rekonstruksi tatanan dunia berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, apakah Dasasila Bandung sudah sejalan dengan strategi kebijakan politik luar negeri dan diplomasi para negara anggota KAA, termasuk Indonesia?
Penting untuk memastikan hal itu sejalan karena diperlukan usaha-usaha untuk menanamkan prinsip-prinsip tersebut dengan cara yang lebih terarah, dan bukan dengan cara yang otomatis, guna mengkalibrasi ulang upaya-upaya dalam mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip Dasasila Bandung melalui langkah-langkah yang sistematis dan diplomatis.
Baca Juga: Mantan Pelapor PBB, Richard Falk: Mobilisasi Gaza Bisa Sebabkan Perubahan Fundamental
Artinya, prinsip Dasasila Bandung itu mungkin memang sudah menjadi bagian roh politik luar negeri Indonesia dan anggota KAA lainnya, namun untuk lebih menampakkannya, diperlukan suatu upaya diplomatik yang lebih sistematik, yakni upaya untuk mengaktualisasi kesepuluh prinsip tersebut dalam langkah-langkah diplomasi yang lebih bertujuan.
Senada dengan Indonesia, Mesir juga memandang Dasasila Bandung sebagai suatu terobosan yang sangat penting yang isinya masih relevan untuk mengatasi berbagai tantangan.
"Prinsip-prinsip ini sangatlah penting. Prinsip-prinsip ini membantu kita mengatasi banyak masalah selama beberapa dekade. Prinsip-prinsip ini membantu kita mendorong dunia, baik timur maupun barat, agar lebih dekat satu sama lain," kata Nabil Fahmy, mantan Menteri Luar Negeri Mesir yang sekarang menjadi akademisi.
Baca Juga: Elon Musk Sepakat dengan Gagasan Agar AS Keluar dari PBB dan NATO
Dia pun menilai bahwa pada saat yang sama mekanisme prinsip tersebut harus dibangun agar semua pihak bisa mengikutinya dengan benar. "(Menurut saya), prinsip itu bukan hanya untuk negara anggota KAA, tetapi semua negara dalam tatanan internasional," ujar Fahmy.