DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Ekonomi Bank Mandiri Andry Asmoro: Indonesia Punya Penyangga Kuat Merespon Tekanan Pasar Global

image
Ilustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai pasar domestik Indonesia memiliki penyangga yan kuat di tengah tekanan pasar global.

Menurut Andry, permintaan di dalam negeri yang stabil selama Ramadan dan kesiapan Bank Indonesia (BI) untuk intervensi nilai tukar rupiah dengan cadangan devisa di level yang baik adalah bukti peyangga pasar.

Bank Indonesia, katanya, diperkirakan akan tetap hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang diproyeksi bergerak di kisaran Rp16.610 hingga Rp16.840 per dolar AS hari ini.

Baca Juga: Dari Deflasi Menuju Resesi: Indonesia di Persimpangan Ekonomi

Nilai tukar rupiah pada penutupan 26 Maret 2025 menguat tipis sebesar 0,12 persen ke level Rp16.560 per dolar AS. Sejauh tahun berjalan, rupiah tercatat melemah sebesar 2,84 persen. Namun penguatan menjelang libur menunjukkan bahwa pelaku pasar masih melihat fundamental domestik secara positif.

Sebelum libur panjang Lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,59 persen ke level 6.510,62 dengan aliran dana asing mencatat net inflow sebesar Rp623,6 miliar.

Meskipun IHSG masih terkoreksi 8,04 persen secara year to date, penguatan jelang libur menjadi sinyal positif bahwa pelaku pasar masih menaruh kepercayaan terhadap prospek jangka menengah.

Baca Juga: Digunjingkan Berselingkuh dengan Perempuan Cantik, Ridwan Kamil: Fitnah Keji Bermotif Ekonomi

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah tenor 10 tahun dalam rupiah turun signifikan sebesar 12,2 bps menjadi 7 persen. Di saat yang sama, yield obligasi pemerintah dalam dolar AS naik tipis menjadi 5,32 persen.

Meskipun pasar global sedang bergejolak, pembukaan kembali pasar Indonesia hari ini membawa angin segar dan peluang baru. Dengan kebijakan moneter yang responsif dan fundamental ekonomi yang tetap solid, Indonesia berpeluang menjaga stabilitas dan bahkan menarik keuntungan dari perubahan peta perdagangan global.

“Saat dunia dihantui ketidakpastian, fleksibilitas dan ketahanan domestik justru menjadi nilai jual utama pasar Indonesia," ujar Andry.

Baca Juga: Saepudin Muhtar: Ekonomi Kerakyatan Kunci Atasi Deindustrialisasi yang Terjadi Saat Ini

Setelah libur panjang, pasar keuangan Indonesia kembali dibuka pada Selasa 8 April 2025 dengan ekspektasi positif meskipun dihadapkan pada tantangan eksternal berupa memanasnya tensi perdagangan global.

Halaman:

Berita Terkait