DECEMBER 9, 2022
Kolom

Pemerintah Suriah Membentuk Pemerintahan Pertama Setelah Bashar Assad Digulingkan

image
Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa (Foto: the Arab Weekly)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa telah menunjuk pemerintahan baru, yang terdiri dari 23 menteri, termasuk seorang perempuan. Al-Sharaa sendiri akan menjabat sebagai perdana menteri, demikian dilaporkan Vedomosti.

Kabinet baru tersebut sebagian besar terdiri dari teknokrat dan mantan penentang pemimpin negara yang digulingkan, Bashar Assad. Selain itu, kabinet tersebut juga mencakup beberapa perwakilan dari kelompok minoritas Suriah.

Secara khusus, seorang Alawite telah ditunjuk sebagai menteri transportasi dan seorang Druze telah mengambil alih jabatan di Kementerian Pertanian.

Baca Juga: Menlu Sugiono: Indonesia Dukung Penuh Rakyat Suriah Pulihkan Negara Jadi Lebih Demokratis

Satu-satunya perempuan dalam kabinet tersebut - menteri urusan sosial dan ketenagakerjaan - berasal dari komunitas Kristen.

Akan tetapi, tidak ada orang Kurdi dalam pemerintahan tersebut, meskipun Damaskus dan otonomi Kurdi di Suriah timur laut mencapai kesepakatan pada tanggal 10 Maret tentang pengintegrasian lembaga sipil dan militer Kurdi ke dalam lembaga nasional.

Pakar Timur Tengah Ruslan Suleimanov meragukan pembentukan kabinet baru akan menstabilkan situasi di Suriah.

Baca Juga: SOHR Tuding Sebanyak 340 Warga Tewas Dalam Operasi Militer oleh Otoritas Baru di Suriah

Ia menunjukkan bahwa sejak kelompok Islam Hay'at Tahrir al-Sham (HTS, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris dan dilarang di Rusia) merebut kekuasaan, ribuan militan yang tidak dikendalikan Damaskus tetap aktif di negara itu.

"Sayangnya, konflik internal tidak dapat dihindari di masa mendatang. Selain itu, tidak jelas bagaimana integrasi Kurdi akan dilakukan. Namun, pembentukan pemerintahan yang inklusif secara formal dapat memunculkan harapan," imbuh pakar tersebut.

Orang-orang yang bukan anggota HTS dimasukkan ke dalam kabinet menyusul perkembangan di Suriah barat laut, tempat bentrokan terjadi antara pasukan pemerintah dan unit Alawite bersenjata, yang menyebabkan banyaknya korban sipil, jelas Andrey Zeltyn, dosen senior di Sekolah Tinggi Ekonomi, Sekolah Studi Asia.

Baca Juga: Suriah Minta Dunia Selidiki Serangan Israel ke Wilayahnya yang Tewaskan Warga Sipil

Beginilah cara otoritas Suriah yang baru mencoba meredakan ketegangan di masyarakat dan mendapatkan dukungan dari negara-negara Barat, jika memungkinkan.

Halaman:
Sumber: TASS

Berita Terkait