Menlu Kanada Melanie Joly Peringatkan Pemimpin Eropa tentang Bahaya Ancaman Trump
- Penulis : M. Ulil Albab
- Rabu, 19 Februari 2025 13:45 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, pada Selasa, 18 Februari 2025 mengatakan bahwa ia telah memberikan “peringatan” kepada para pemimpin Eropa mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap Kanada.
“Berdasarkan percakapan saya dengan banyak rekan di Eropa, banyak dari mereka yang tidak sepenuhnya menyadari apa yang sedang terjadi, baik di AS maupun di Kanada,” ujar Melanie Joly dalam konferensi pers di Brussel.
Melanie Joly menambahkan, mereka yang mengetahui ancaman Trump terkait tarif dan kemungkinan aneksasi Kanada tidak banyak berbicara karena “Eropa juga menghadapi tantangannya sendiri” akibat kebijakan AS.
Baca Juga: Presiden Donald Trump Setujui Jeda 30 Hari Atas Ancaman Tarifnya Terhadap Kanada dan Meksiko
“Saya perlu berada di Eropa untuk menjelaskan secara langsung apa yang sedang terjadi, memastikan koordinasi dalam menanggapi potensi tarif, serta bekerja sama dalam membela keamanan nasional dan kedaulatan kami,” kata Joly.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Kanada itu setelah kunjungan selama sepekan ke Prancis, Jerman, dan Belgia.
Joly juga memperingatkan para pemimpin Eropa bahwa mereka bisa menjadi target berikutnya dari ancaman tarif Trump.
Baca Juga: Pesawat Delta Airlines Jatuh Terbalik Saat Mendarat di Toronto, Kanada, 15 Orang Terluka
Saat menghadiri Konferensi Keamanan Munich, ia bahkan menegur delegasi senator AS yang bercanda tentang keinginan Trump menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51.
“Apa yang saya sampaikan kepada delegasi AS saat beberapa senator bergurau soal itu... saya sampaikan itu tidak lucu,” tegasnya.
“Ini soal penghormatan terhadap negara kami, pemimpin kami, dan rakyat kami,” lanjut Joly. “Kami tidak akan pernah menjadi negara bagian, dan kami tidak akan pernah menjadi koloni.” ***