DECEMBER 9, 2022
Internasional

Donald Trump Kembali Usulkan Kanada Jadi Negara Bagian AS Usai PM Trudeau Undurkan Diri

image
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA/Xinhua)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump pada Senin, 6 Januari 2025, kembali menimbulkan kontroversi dengan mengusulkan Kanada menjadi salah satu negara bagian AS setelah Perdana Menteri Justin Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya.

Donald Trump berpendapat bahwa penggabungan AS - Kanada akan menghilangkan hambatan perdagangan dan mengurangi pajak bagi warga Kanada.

"Jika Kanada bergabung dengan AS, tidak akan ada Tarif, pajak akan turun drastis, dan mereka akan BENAR-BENAR AMAN dari ancaman kapal-kapal Rusia dan China yang terus-menerus mengepung mereka," kata Donald Trump.

Baca Juga: Donald Trump Janjikan Awal Menjabat Akan Kenakan Tarif kepada China, Kanada dan Meksiko

"Banyak warga SENANG Kanada menjadi Negara Bagian ke-51," kata Trump dalam unggahan di akun Truth Social miliknya.

Trump juga mengatakan AS tidak perlu lagi menanggung defisit perdagangan dan subsidi besar-besaran yang dibutuhkan Kanada untuk tetap bertahan.

Menurut dia, Justin Trudeau mengetahui hal tersebut sehingga mengundurkan diri.

Baca Juga: Donald Trump: Warga Kanada Akan Berhemat Bila Mau Jadi Negara Bagian AS ke-51

Presiden terpilih AS itu selanjutnya menggambarkan visinya tentang potensi penggabungan Kanada ke AS dengan mengatakan, "Betapa Negara ini akan menjadi hebat!!!"

Sejak kemenangannya dalam Pilpres AS pada November, Trump kerap menyebut Kanada sebagai "negara bagian ke-51."

Trump sebelumnya juga mengancam akan mengenakan tarif impor sebesar 25 persen terhadap Kanada kecuali negara itu mengambil langkah-langkah untuk secara signifikan mengurangi penyelundupan narkoba dan imigran ilegal yang menyeberang ke AS.

Baca Juga: PM Justin Trudeau Akan Mundur dari Posisi Ketua Partai Liberal Kanada

Trudeau mengumumkan pengunduran diri pada Senin di tengah berkembangnya rasa tidak puas terhadap partainya dan rendahnya tingkat persetujuan publik, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai kemampuan Trudeau untuk memenangkan pemilu berikutnya melawan oposisi Konservatif yang sedang melonjak.***

Berita Terkait