Qatar: Tahap Kedua Perundingan Gencatan Senjata Gaza Belum Dimulai Meski Ada Upaya Mediator
- Penulis : Abriyanto
- Rabu, 19 Februari 2025 00:15 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Tahap kedua perundingan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza belum resmi dimulai kendati telah ada upaya dari mediator, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari pada Selasa.
"Kami berkomitmen untuk mengusahakan tahap kedua perundingan, tetapi belum resmi dimulai," kata Al-Ansari saat konferensi pers di Qatar.
Menurut pejabat Qatar itu, sederet fakta di lapangan di Jalur Gaza berdampak pada proses pembicaraan, tetapi ia bersikeras bahwa atmosfer menjelang perundingan positif.
"Kami sudah mendengar pernyataan-pernyataan positif dari pihak Israel dan berharap mereka dapat berkontribusi dalam suksesnya perundingan tahap kedua," katanya.
Sementara itu, juru bicara kelompok perlawanan Palestina, Hamas, Abdel Latif al-Qanua dua pekan lalu mengumumkan awal perundingan tahap kedua gencatan senjata.
Israel dan Hamas, yang dimediasi Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, menyetujui gencatan senjata selama 42 hari pada 15 Januari. Dari hasil itu ditetapkan pembebasan 33 sandera Israel dengan imbalan sekitar 1.500 tahanan Palestina.
Baca Juga: Hamas Siap Serahkan Kendali Gaza kepada Otoritas Nasional Palestina
Kedua pihak yang bertikai tersebut juga berkomitmen untuk memulai pembicaraan tahap kedua, atau 16 hari setelah gencatan senjata pertama mulai diberlakukan.
Bantuan kemanusiaan
Jubir Kemlu Qatar turut mengatakan, masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza masih belum mencapai taraf yang "mencukupi" dan menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan "tidak boleh menjadi alat tawar-menawar" dalam negosiasi gencatan senjata.
Baca Juga: Menlu Mesir Badr Abdelatty: Rencana Rekonstruksi Gaza Disusun Bersama Palestina dan Arab
Sementara itu, menteri luar negeri Israel Gideon Saar menyatakan bahwa tahap kedua negosiasi gencatan senjata Gaza akan dimulai pekan ini.
Saar menyatakan, pihaknya akan menuntut "demiliterisasi penuh" Jalur Gaza, demikian dilaporkan harian The Jerusalem Post.
Tahap pertama gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan telah berlangsung sejak 19 Januari lalu, sehingga untuk sementara mengakhiri agresi Israel yang telah membunuh hampir 48.300 ribu warga Palestina di Gaza dan mengakibatkan kehancuran besar di wilayah tersebut.
Baca Juga: Mantan Pelapor PBB, Richard Falk: Mobilisasi Gaza Bisa Sebabkan Perubahan Fundamental
Mengikuti kesepakatan gencatan senjata, 19 sandera Israel dan 5 pekerja Thailand yang juga disandera dibebaskan sebagai ganti atas bebasnya 1.135 tahanan Palestina di Israel.
Sementara itu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan bekas petinggi otoritas pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida.***