PM Spanyol Pedro Sanchez Kecam Trump: Tak Ada Real Estat Bisa Tutupi Kejahatan di Gaza
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 16 Februari 2025 10:05 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berjanji untuk melawan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengusir warga Palestina dan mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" dalam sebuah rapat umum pada Sabtu, 15 Februari 2025.
"Tidak ada operasi real estat yang dapat menutup aib, kejahatan terhadap kemanusiaan... yang telah kita lihat di Gaza dalam beberapa tahun terakhir. Kita seharusnya tidak mengizinkannya. Dan dari Spanyol, kita tidak akan mengizinkannya," kata Pedro Sanchez di Komunitas Otonomi Basque.
Pedro Sanchez, pemimpin Partai Sosialis Spanyol itu bersikeras pada solusi dua negara di mana warga Palestina dan Israel hidup dalam "kedamaian, harmoni dan keamanan."
Baca Juga: PM Spanyol Pedro Sanchez Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto yang Unggul Suara di Pilpres 2024
Awal bulan ini, Trump mengatakan akan 'mengambil alih' dan 'memiliki' Gaza, mengirim seluruh penduduknya ke negara-negara tetangga untuk memberi ruang bagi pembangunan real estat mewah.
Sanchez juga menegur komentar Wakil Presiden AS JD Vance baru-baru ini di Munich, di mana dia meminta para pemimpin Eropa untuk memperluas toleransi mereka terhadap partai-partai sayap kanan.
"Yang diinginkan oleh kelompok sayap kanan internasional adalah menghancurkan Eropa dari dalam," kata Sanchez, yang menyebutnya sebagai "kuda Troya" (Trojan horse).
Baca Juga: PM Spanyol Pedro Sanchez Nyatakan Cuti Sementara, Usai Istrinya Begona Gomez Diduga Terlibat Korupsi
"Saat ini kita membutuhkan lebih banyak Eropa daripada sebelumnya, bukan lebih sedikit," katanya, sambil menyerukan Partai Populer Spanyol yang konservatif untuk memutuskan perjanjiannya dengan partai sayap kanan Spanyol, Vox.
Sanchez menuduh kelompok sayap kanan Spanyol yang menghindari kritik terhadap AS sementara AS mengenakan tarif pada barang-barang Eropa, baik untuk negara-negara seperti Spanyol maupun negara-negara yang dipimpin oleh kelompok sayap kanan seperti Hongaria.
"Mereka keras terhadap yang lemah tetapi tunduk kepada yang kuat. Mereka tidak mengutamakan negara; mereka mengutamakan uang," tambahnya.
Baca Juga: PM Spanyol Pedro Sanchez Desak Negara Barat Tolak Standar Ganda Terkait Konflik di Gaza
Dia menggambarkan kelompok sayap kanan sebagai "multinasional" yang terdiri dari "para penganut neoliberal, miliarder, dan kelompok sayap kanan" yang ingin memprivatisasi kesejahteraan sosial, mencabut hak asasi manusia dan mengabaikan perubahan iklim.