DECEMBER 9, 2022
Internasional

Israel Tunda Pelaksanaan Ketentuan Kemanusiaan Gencatan Senjata Gaza

image
Ilustrasi truk bantuan untuk Gaza lewat penyeberangan Rafah (Foto: Ahram Online)

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah Gaza mengumumkan pada Jumat, 7 Februari 2025 bahwa Israel menunda pelaksanaan ketentuan kemanusiaan dalam kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.

Dalam konferensi pers di Rumah Sakit Al-Ahli Baptist, Gaza City, Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Salama Marouf, menyatakan bahwa "meskipun sudah 20 hari sejak kesepakatan berlaku, situasi kemanusiaan tetap kritis akibat hambatan yang dilakukan Israel."

Ia menjelaskan, kesepakatan tersebut mengharuskan masuknya 600 truk bantuan setiap hari, termasuk 50 truk bahan bakar, serta penyediaan 60.000 unit hunian darurat, 200.000 tenda, generator, suku cadang, panel surya, dan material untuk rekonstruksi Gaza.

Baca Juga: Pelapor PBB untuk Palestina Sebut Rencana Presiden AS Donald Trump Terhadap Jalur Gaza "Tak Bermoral"

Selain itu, kesepakatan juga mencakup pengangkatan puing-puing, rehabilitasi fasilitas kesehatan, roti, serta infrastruktur, serta memastikan pergerakan pasien dan korban luka melalui perbatasan Rafah.

Namun, menurut Marouf, sejak 19 Januari, hanya 8.500 truk yang memasuki Gaza, jauh di bawah target 12.000 sesuai perjanjian.

Ia menambahkan, sebagian besar truk yang masuk hanya membawa paket makanan, buah, dan sayuran, sementara bantuan krusial seperti perlengkapan tempat tinggal dan alat medis sengaja ditunda.

Baca Juga: Donald Trump Bersikeras, Jalur Gaza Akan Diserahkan oleh Israel ke AS Setelah Perang Usai

Marouf menyoroti bahwa "hanya 10 persen dari jumlah tenda yang dibutuhkan telah masuk ke Gaza, dan Israel belum mengizinkan satu pun unit hunian darurat dikirimkan."

Terkait pasokan bahan bakar, ia mengungkapkan bahwa hanya 15 truk yang diizinkan masuk setiap hari, jauh di bawah angka yang disepakati, yakni 50 truk. Hal ini berdampak besar pada rumah sakit dan layanan publik lainnya.

Marouf juga mencatat bahwa organisasi internasional telah memberi tahu otoritas Gaza bahwa "Israel menolak mengoordinasikan masuknya material dasar yang diperlukan untuk memperbaiki jaringan air dan limbah di Gaza utara."

Baca Juga: PM Israel Netanyahu: Perang Akan Dihentikan Jika Pemimpin Hamas Pergi dari Gaza ke Negara Ketiga

Ia menyerukan kepada masyarakat internasional agar tidak tinggal diam menghadapi bencana kemanusiaan ini, serta memperingatkan bahwa "Israel menggunakan taktik pengepungan sebagai bentuk genosida dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina."

Halaman:

Berita Terkait