PM Israel Netanyahu: Perang Akan Dihentikan Jika Pemimpin Hamas Pergi dari Gaza ke Negara Ketiga
- Penulis : M. Ulil Albab
- Jumat, 07 Februari 2025 13:45 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, dirinya bersedia mengakhiri perang di Gaza jika pemimpin Hamas meninggalkan wilayah itu dan mengasingkan diri ke negara ketiga, menurut laporan Axios.
Netanyahu mengatakan hal itu dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Washington pada Rabu, 5 Februari 2025, menurut seorang sumber kepada portal berita itu.
Disebutkan, pengasingan terhadap pemimpin kelompok perlawanan Palestina itu menjadi salah satu syarat rencana perdamaian di Gaza yang disampaikan Netanyahu kepada Trump.
Baca Juga: Hamas Tuduh PM Israel Benjamin Netanyahu Coba Mengulur Implementasi Gencatan Senjata Gaza
Netanyahu juga menyatakan keinginannya untuk memperpanjang gencatan senjata tahap pertama di Gaza untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Sumber lain menambahkan bahwa perpanjangan itu akan membuka jalan bagi pembebasan dua atau tiga warga Israel yang disandera oleh Hamas.
Jika perpanjangan itu disetujui, dalam negosiasi tahap kedua, Netanyahu akan menawarkan pembebasan sejumlah warga Palestina yang masih ditahan oleh Israel, termasuk seorang tahanan "senior".
Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Ancam Larang Pengungsi Palestina Kembali ke Gaza Utara
Para pejabat AS mengatakan sebagai imbalan dari tawaran itu, Netanyahu akan meminta Hamas membebaskan semua sandera yang tersisa dan pemimpin kelompok itu mengasingkan diri.
Gencatan senjata tahap pertama di Gaza telah berlaku sejak 19 Januari berdasarkan kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk membebaskan sandera Israel dan tahanan Palestina.
Kesepakatan itu didukung oleh Qatar, Mesir, dan AS, yang telah mendirikan pusat koordinasi di Kairo.
Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Akan Bertolak ke AS, Temui Donald Trump Bahas Gaza dan Iran
Pada Selasa, Hamas mengumumkan dimulainya negosiasi untuk gencatan senjata tahap kedua.***