Oleh Rusmin Sopian*
Bagi sebagian orang, menulis itu kerja biasa saja. Tak punya banyak arti. Tetapi bagi sebagian yang lain, menulis sangat besar maknanya. Apalagi jika sudh diterbitkan dalam bentuk buku.
"Ini pun sudah sangat membahagiakanku. Tidak menyangka sama sekali bisa memiliki karya berupa buku." Demikian bunyi pesan WhatsApp yang dikirimkan Sutiono, S.Pd. Kim, Kepala Sekolah SMKN 1 Tukak Sadai Bangka Selatan kepada penulis, Selasa, 31 Desember 2024 siang.
Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Matkuteng, Penjagal dari Kampung Selatan
Sutiono baru saja melahirkan buku yang bergenre fiksi. Sebagian sudah menghiasi media online daerah ini.
Buku yang berjudul Hikmah Tersembunyi di Setiap Petualangan ini merupakan terbitan Galuh Patria Jogjakarta dengan mengemas sebelas (11) judul cerita pendek.
Buku ini menjadi kado istimewa untuk Bangka Selatan di penghujung tahun 2024.
Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Ada Cerita Palsu dari Mulut Palsu Penutur Palsu
Buku setebal 88 halaman ini direncanakan akan diluncurkan pada Hari Jadi Kabupaten Bangka Selatan yang ke-22 pada 27 Januari 2025. Sekaligus kado untuk Hari Jadi Kabupaten Bangka Selatan dari warganya.
Mengutip kalimat istimewa dari sastrawan besar Tanah Air Pramoedya Ananta Toer. "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan."
Dengan menulis, nama kita akan dikenang abadi. Sebagaimana dikatakan oleh Imam al-Ghazali. “Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis!”
Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Kisah dari Koran Bekas
Menulis lh tentang hal-hal yang dirasa sangat bermanfaat dan menginspirasi kebaikan untuk orang lain, sehingga terus membukakan keran aliran pahala bagi kita.
Mulailah untuk menulis apa yang ada dalam pikiran kita, agar manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, namun juga dirasakan oleh orang lain.
Banyak orang besar yang menuliskan pemikirannya sehingga dunia melihat dan terpengaruh oleh tulisan tersebut.
Baca Juga: Rusmin Sopian: Amanah Publik untuk Kesejahteraan Publik
Kita mengenal R.A Kartini, Gus Dur, Pramoedya, AA. Navis hingga Hamka, bahkan generasinya jauh sebelum kita, lewat tulisan-tulisannya yang kaya akan makna dan nilai.
Karya-karya mereka tetap dapat dinikmati sampai kapanpun, buah pemikirannya masih menjadi rujukan solusi di masa sekarang.
Beragam buku entah fiksi maupun non fiksi adalah bukti bahwa menulis adalah tempat untuk menyimpan pengetahuan dan membagikannya ke orang lain agar lebih bermanfaat.
Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Robohnya Rumah Pejuang
Segera ambil penamu, dan segeralah menulis untuk dunia. Untuk peradaban masa depan manusia.
Ada sebuah ungkapan dari Sayyid Quthb, “Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala”.
*Rusmin Sopian, Ketua GPMB Bangka Selatan ***