Apa yang Tersisa di Jalur Gaza, Palestina pada Awal Tahun 2025?
- Penulis : Abriyanto
- Rabu, 01 Januari 2025 16:26 WIB
Tajuk itu mengkritik tindakan militer Israel di Gaza Utara, dengan menyatakan bahwa tujuan utama aksi ini adalah mencegah warga Palestina yang terlantar untuk kembali ke rumah mereka dan secara efektif mengosongkan wilayah tersebut dari penduduk.
Surat kabar itu menyoroti bahwa penghancuran tersebut, khususnya penghancuran rumah sakit, memaksa penduduk untuk pindah ke wilayah selatan demi mendapatkan layanan kesehatan yang vital.
Gaza Utara, salah satu dari lima distrik di Jalur Gaza, memiliki luas wilayah sekitar 61 kilometer persegi. Wilayah ini mencakup beberapa kota utama seperti Beit Lahia, Beit Hanoun, dan Jabalia, serta beberapa kamp pengungsi.
Baca Juga: Israel Bangun 7 Pos Permukiman Ilegal di Tanah Palestina
Gaza Utara memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi dan sering menjadi area konflik karena letaknya yang strategis di perbatasan utara Jalur Gaza.
Haaretz menegaskan bahwa wilayah sebesar itu tidak boleh dibiarkan tanpa fasilitas rumah sakit, terutama di masa perang, dan mengingatkan bahwa Konvensi Jenewa Keempat memberikan perlindungan khusus bagi rumah sakit selama masa konflik.
Tajuk itu juga mengkritik pembenaran yang diberikan militer Israel atas serangannya, dengan menyatakan bahwa keberadaan senjata ringan atau amunisi di sebuah rumah sakit, bahkan jika ada individu bersenjata yang sedang dirawat, tidak dapat dijadikan alasan untuk menyerang fasilitas medis.
Baca Juga: Israel Makin Brutal, Korban Palestina yang Tewas di Gaza Terus Bertambah Jadi 45.317 Orang
Bahkan Tajuk itu menegaskan bahwa wilayah utara Gaza telah hancur, dan militer kini tengah berupaya menyelesaikan penghancuran tersebut. Namun, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan secara hukum, terutama jika melibatkan rumah sakit.
Militer Israel juga dikecam atas upayanya membenarkan tindakan mereka dengan mempublikasikan foto dua pistol dan sebilah pisau yang diduga ditemukan di rumah sakit.
Tajuk tersebut menegaskan bahwa bukti seperti itu tidak cukup mendukung klaim militer dan tidak dapat membenarkan penghinaan yang dilakukan, seperti memaksa puluhan pasien dan dokter untuk dievakuasi dari rumah sakit hanya dengan mengenakan pakaian dalam mereka.
Baca Juga: Israel Tempatkan Kotak Berisi Bahan Peledak Dekat RS Kamal Adwan di Gaza utara
Pasokan senjata AS