Apa yang Tersisa di Jalur Gaza, Palestina pada Awal Tahun 2025?
- Penulis : Abriyanto
- Rabu, 01 Januari 2025 16:26 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Jalur Gaza di penghujung tahun 2024 masih belum membaik. Jumlah korban tewas dari hari ke hari semakin di luar nalar.
Tanpa jeda, Israel secara sistematis membumihanguskan Jalur Gaza. Dari utara ke selatan dan dari timur ke barat, serbuan sang zionis di Gaza persis seperti melipat serbet, hingga lipatan terkecil yang paling mungkin.
Jalur Gaza, 31 Desember 2024, menjadi saksi hilangnya harkat dan martabat kemanusiaan bagi 2,5 juta penduduk Palestina di wilayah itu.
Baca Juga: Israel Bangun 7 Pos Permukiman Ilegal di Tanah Palestina
Hanya dalam tempo 14 bulan setelah aksi pembalasan Israel atas operasi Badai Al Aqsa kelompok perjuangan Palestina Hamas, lebih dari 45.500 warga Gaza tewas, kebanyakan perempuan dan anak-anak, lebih dari 100 ribu lainnya cidera dan ribuan lainnya ditangkap dan disandera dalam sejumlah penjara mematikan Israel.
Jalur Gaza juga menjadi saksi ‘pandemi disabilitas’ buat anak-anak. Lebih dari 4.000 kasus amputasi serta 2.000 cedera otak dan tulang belakang telah tercatat di Gaza sejak awal serangan Israel pada 7 Oktober 2023.
Direktur Kompleks Medis Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya, dalam konferensi pers yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional di Kompleks Medis Nasser, Gaza Selatan, menyatakan lebih dari 2.000 orang dengan cedera tulang belakang dan otak kini terbaring di tempat tidur dan sangat membutuhkan rehabilitasi segera.
Baca Juga: Israel Makin Brutal, Korban Palestina yang Tewas di Gaza Terus Bertambah Jadi 45.317 Orang
Ribuan orang lainnya mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan akibat serangan bom tanpa henti.
Sistem kesehatan di Gaza hancur total, tanpa fasilitas atau layanan medis yang memadai. Satu-satunya rumah sakit rehabilitasi, yaitu Rumah Sakit Hamad, serta pusat pembuatan anggota tubuh buatan di Gaza telah dihancurkan sepenuhnya.
Sejak 5 Oktober 2024, zionis Israel juga terus membombardir Gaza utara. Wilayah itu menjadi sasaran operasi pengeboman besar-besaran tentara Israel yang menargetkan bangunan yang tersisa, terutama di sekitar Rumah Sakit Al-Awda dan Rumah Sakit Kamal Adwan yang mengakibatkan sistem kesehatan di Gaza utara runtuh total.
Baca Juga: Israel Tempatkan Kotak Berisi Bahan Peledak Dekat RS Kamal Adwan di Gaza utara
Sebagai rumah sakit terbesar di Gaza Utara, Rumah Sakit Kamal Adwan—yang dinamai dari anggota Komite Sentral Fatah yang dibunuh pada 1973—sebelumnya melayani lebih dari 400.000 orang sebelum serangan terjadi.