DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Annie, Warga Non-Kristen juga Merayakan Natal

image
Ilustrasi (Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Sebanyak 81 persen warga non-Kristen di Amerika Serikat juga merayakan Natal, sejak 2013. 1

-000-

Di ruang tamu kecilnya, 
pohon cemara berdiri.
Dihiasi cahaya kuning yang bergoyang seperti doa tak bersuara.

Baca Juga: Terusirnya Warga Ahmadiyah dari Tanahnya Sendiri di NTB dalam Puisi Esai Denny JA

Annie menggantung bola-bola kaca,
Ia merenungkan masa lalu dan harapan.

Ia bukan Kristen,
tapi malam itu, ia  bagian tradisi tua,
yang melintasi iman, waktu, dan asal mula.

Di sudut ruangan, hadiah-hadiah berbungkus cerah,
rahasia menunggu terkuak.

Baca Juga: Konflik Suku Asli Lampung vs Pendatang Bali 2012 dalam Puisi Esai Denny JA

Teman-temannya datang membawa tawa,
dan kehangatan,
musim semi,
di tengah musim dingin yang membeku.

Mereka bertukar kisah, seperti para Majus bertukar emas,
mur, dan kemenyan.

Tetapi Annie tahu,
Ia tak percaya pada kisah Bunda Maria yang tetap perawan,
atau pada Yesus yang dilukis berwajah Eropa,
dengan mata biru seperti danau beku di Norwegia.

Baca Juga: Perkosaan Massal di Kerusuhan Mei 98 Jakarta dalam Puisi Esai Denny JA, DARI SEJARAH YANG DILUPAKAN

Namun, lagu Silent Night selalu menyentuhnya.
Nada lagu itu hembusan angin lembut meluruhkan dedaunan,
meninggalkan jejak di hati.

Ia mengenang masa mudanya di Indonesia.
Ucapan “Selamat Natal” menjadi medan perang kecil,
antara halal dan haram,
antara keyakinan dan keraguan.

Kini, di tanah yang jauh, di Amerika Serikat,
ia melihat sejarah menjadi sungai panjang yang berkelok,
mengalir membawa 4200 agama,
dengan mitos dan doa yang berbeda.

Baca Juga: Konflik Sampit 2002, Dayak Melawan Madura dalam Puisi Esai Denny JA: Amarah Terpendam, Kesedihan yang Puitis

Annie sempat merasa salah. Apakah ia menghianati Ayahnya, guru agama, yang melarang ucapan natal. Tapi Annie ingin terbang lebih tinggi.

Annie berdiri di ambang malam,
di satu sisi suara ayahnya seperti rantai,
di sisi lain, Natal adalah angin bebas,
membisikkan dunia tanpa batas.”

Annie berpikir,
“Agama adalah warisan budaya,
seperti kain batik yang dipakai semua,
bukan hanya milik pembuatnya.”

Baca Juga: Konflik di Maluku 1999/2002 dalam Puisi Esai Denny JA, BIARLAH REBANA DAN TOTOBUANG KEMBALI BERSANDING

Ia merasa,
agama bukanlah pagar,
melainkan jembatan,
menghubungkan jiwa-jiwa yang mencari makna.

Malam itu, ia menikmati Natal,
meski ia tak percaya Yesus anak Tuhan,
meski ia tak mengenal salib di jalan hidupnya.

Natal baginya adalah hangatnya api unggun,
yang menyala di tengah dinginnya dunia.

Baca Juga: 25 Drama Kisah Konflik Primordial di 5 Wilayah Setelah Reformasi dalam 25 Puisi Esai Denny JA

Ia menikmati kebersamaan,
bukan karena iman,
tapi karena cinta adalah bahasa semua manusia.

Di langit malam, bintang-bintang berkerlip seperti doa tanpa suara.
Dan di dalam hati Annie,
ada cahaya kecil yang menyala.

Ia meyakini.
Natal bukanlah milik satu kaum,
bukan satu warna.
Natal adalah malam tenang yang melingkupi semua,
seperti pelukan langit pada bumi yang lelah.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Bom itu Meledak di Satu Sahur, di Bulan Puasa, di Gaza

Natal adalah hujan dari alam gaib.
Ia jatuh tanpa memandang siapa yang di bawahnya.
Ia membasuh dunia dengan belaian lembut,
mengajarakan manusia 
bahwa cinta kasih milik semua.”

Jakarta, 25 Desember 2024 ***

CATATAN

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Kabarkan Kisah Bunga yang Dipanah

(1) Puisi Esai ini diinspirasi oleh Pew Research Center 2013 melaporkan 81 persen non-Kristen juga merayakan Natal

Halaman:

Berita Terkait