DECEMBER 9, 2022
Internasional

Dubes Abdul Monem Annan: Jatuhnya Assad Murni Karena Perlawanan Oposisi dan Kehendak Rakyat Suriah

image
Duta Besar Suriah untuk Indonesia Abdul Monem Annan berbicara dalam sebuah acara diskusi yang dipantau secara daring, di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024. (ANTARA/Katriana)

ORBITINDONESIA.COM - Duta Besar Suriah untuk Indonesia Abdul Monem Annan mengatakan, keruntuhan rezim Bashar al Assad di Suriah merupakan wujud perlawanan murni dari oposisi dan merupakan kehendak rakyat di negara itu.

"Jadi, memang yang terjadi di Suriah murni karena perlawanan yang diberikan oleh oposisi, dan ini adalah kehendak rakyat Suriah," kata Dubes Abdul Monem Annan dalam sebuah acara diskusi yang dipantau secara daring, di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.

Pernyataan Abdul Monem Annan itu untuk menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan peristiwa jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al Assad dengan gejolak yang terjadi di kawasan Timur Tengah.

Baca Juga: Wakil Menlu Anis Matta: Indonesia Serukan Konsensus Politik di Suriah Usai Rezim Assad Jatuh

Dia mengatakan, peristiwa yang terjadi di Suriah baru-baru ini tidak memiliki hubungan dengan eskalasi konflik yang terjadi di kawasan, yang mulai bergejolak pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok perlawanan Hamas menyerang Israel, disusul dengan serangan balik dari Israel ke Jalur Gaza, Palestina, dan meluas ke Lebanon dan Iran.

Dubes Annan menegaskan, yang terjadi di Suriah merupakan wujud murni dari perlawanan oposisi dan rakyat Suriah terhadap rezim Bashar al-Assad, yang telah terlibat konflik dengan oposisi dan rakyatnya sendiri sejak 2011.

"Mereka sudah lama sekali ingin keluar dari rezim yang sangat menindas ini," katanya.

Baca Juga: Mohammed Al Bashir Telah Disetujui Oposisi untuk Jadi Pemimpin Pemerintahan Transisi Suriah

Dubes Annan juga bercerita tentang bagaimana kejahatan perang yang dilakukan oleh Bashar al Assad di Suriah sebagai suatu kejahatan perang yang sangat tidak bisa dibayangkan.

"Jadi, kalau dahulu di Vietnam ada penjara penyiksaan yang luar biasa. Hal itu juga ada di Suriah. Salah satu yang paling terkenal adalah penjara Saydnaya," kata Dubes Annan, yang berbicara dalam Bahasa Arab dan diterjemahkan oleh pembawa acara dalam diskusi tersebut,

Dubes Annan merujuk penjara Saydnaya sebagai salah satu penjara yang saat ini menjadi populer setelah keruntuhan rezim Bashar al Assad.

Baca Juga: Menlu Antony Blinken: AS Bertekad Tidak Beri Kesempatan ISIS Bangkit Kembali di Suriah

Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan intervensi Amerika Serikat (AS) dan sekutu di balik keruntuhan rezim Bashar al Assad, Dubes Annan menegaskan bahwa kemenangan oposisi dalam melawan rezim Bashar al-Assad tidak ada hubungannya dengan AS. "Betul, tidak ada hubungan dengan Amerika," kata Dubes.

Halaman:
1
2

Berita Terkait