DECEMBER 9, 2022
Puisi

Cerpen Rusmin Sopian: Robohnya Rumah Pejuang

image
Ilustrasi rumah yang dibongkar (Foto: TVOneNews)

"Siap, Pak. Insya Allah saya akan menjaga rumah ini dengan baik dan penuh tanggung jawab," janjinya sembari menyalami tangan tokoh bangsa itu.

Godaan untuk dirinya saat mendiami rumah itu sangat berat. Godaan uang terus mengaliri sekujur tubuhnya. Belasan pengusaha pernah menawar rumah itu dengan harga yang sangat fantastis. 

"Dengan uang sebesar itu Pak Liluk bisa membuat beberapa rumah baru. Dan bisa menunaikan ibadah haji," bujuk seorang pembeli.

Baca Juga: CERPEN Syaefudin Simon: Tuhan yang Telanjang

"Bahkan dengan harga yang saya sodorkan Bapak bisa hidup nyaman dan bahagia bersama keluarga dan anak-anak Bapak," goda pembeli yang lainnya.

Lelaki tua itu tidak bergeming sama sekali. Lelaki tua itu tidak tergoda untuk melego rumahnya. Lelaki tua itu tidak termakan rayuan gombal.

"Saya tidak mau berkhianat. Saya akan menjaga amanah itu dengan baik," jawabnya kepada para penawar rumahnya yang datang berduyun-duyun menggodanya.

Baca Juga: CERPEN: Wanita yang Berjuang Demi Pacarnya yang Dipecat

"Walaupun harganya melangit," tanya para pengincar rumahnya.

"Walaupun harus makan nasi garam sekalipun, rumah ini tidak akan pernah saya jual," tegasnya. Para pengincar rumahnya cuma terdiam mendengar jawaban Pak Liluk.

Mereka pulang dengan tangan hampa. Sia-sia mereka membujuk Pak Liluk. 

Baca Juga: Aplikasi Penyedia Novel Bacaan dan Cerpen, MaxNovel Berkomitmen Berdayakan Para Penulis Indonesia

Tiba-tiba lelaki tua itu tersungkur. Badan tuanya rebah di tanah. Suasana menjadi riuh. Bahkan sangat genting. Para petugas sibuk dan segera mengevakuasinya ke dalam mobil ambulan yang memang telah stand by sejak dari subuh di areal penggusuran.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait