ORBITINDONESIA.COM - Di balik gedung megah yang menjulang tinggi,  
Senyum koruptor menyimpan sejuta dusta,  
Harta berlimpah, sementara rakyat terpuruk,  
Kehidupan berkelimpahan, sementara keadilan terpendam.  

Kaca mobil menghalangi pandangan,  
Di dalamnya, mereka tertawa, berbagi kenikmatan,  
Sementara di luar, derita merajalela,  
Mereka mengabaikan, seolah tak ada berita.  

Dengan janji manis yang selalu terucap,  
Mereka menggenggam kuasa, menari dalam takhta,  
Namun di jalanan, suara rakyat terjerat,  
Mengharapkan perubahan yang tak kunjung tiba.  

Baca Juga: Mahkamah Agung Sunat Denda Koruptor Surya Darmadi Jadi Rp2 Triliun, Awalnya Rp42 Triliun

Kemewahan melimpah, sementara harapan sirna,  
Korupsi menjadi budaya, rakyat merana,  
Senyum mereka menutupi realita pahit,  
Di balik kemewahan, hidup penuh penipuan.  

Tapi di antara bayang-bayang yang kelam,  
Ada suara berani yang tak mau diam,  
Menuntut keadilan di tengah kebohongan,  
Mimpi tentang hari yang cerah, takkan padam.

Padang, 1 Oktober 2024

Baca Juga: Puisi Esai: Memilih Tak Menikah Sambil Memelihara Kucing atau Anjing, hingga Kisah Koruptor di Makam Pahlawan

*Faaiz Naufal Syahputra adalah penulis puisi dan mahasiswa Jurusan Pariwisata di UNP (Universitas Negeri Padang), kelahiran 16 Maret 2005.