Puisi Denny JA: Kuburan Mereka Berserakan di Berbagai Negara
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 06 Oktober 2024 11:54 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Di tepi sungai Shkumbin, di Albania yang sunyi,
Malik duduk diam, menyusuri aliran air yang tenang.
Sungai itu membawa ingatan yang tak lagi bisa ia genggam,
seperti arus waktu yang tak kenal belas kasih.
Baca Juga: Puisi Denny JA: Pesan yang Dibawa Seekor Burung yang Hinggap di Pundakku
Di kejauhan, pegunungan Dinaric berdiri megah,
namun bagi Malik, tak ada puncak yang bisa menggantikan Gunung Merapi.
Di sana, dulu ia berlari, bersembunyi,
menyimpan harapan yang kini tinggal bayangan.
Hening malam itu,
dan rasa sakit yang lama hinggap di tubuh,
membuat Malik merenung lebih dalam soal kematian,
soal kehidupan yang tak lagi terasa utuh.
Baca Juga: Puisi dari Susilawati Tentang Duhai Hati
Ia teringat puisi kawannya,
dibacanya berulang-ulang,
seperti mantra yang tak pernah padam:
“Kuburan kami berserakan di mana-mana
di berbagai negeri, di berbagai benua.
kami adalah orang-orang Indonesia
yang dicampakkan dari tanah-airnya,
paspor kami dirampas sang penguasa,
tak boleh pulang ke kampung halaman tercinta.
setiap hari disiarkan berita di media dan
koran-koran.” 1
Pikirannya terbang jauh ke masa 60-an.
Bung Karno mengirimnya ke negeri ini,
untuk belajar, mengumpulkan ilmu dan harapan.
Baca Juga: Puisi Satrio Arismunandar: Muhammad Sang Pembawa Cahaya
Saat itu, ia pemuda penuh semangat,
suaranya menggema di jalan-jalan Jakarta,
menyuarakan keadilan, memanggil perubahan.