Catatan Denny JA: Lima Prinsip Hidup Bahagia dan Bermakna
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 12 November 2024 08:32 WIB
Pandangan ini menganggap spiritualitas sebagai pengalaman batin yang dalam dan melampaui data empiris serta parameter ilmiah. Bagi banyak pihak, spiritualitas tidak semata-mata tentang kesejahteraan emosional atau perubahan struktur otak, tetapi tentang koneksi dengan sesuatu yang transendental atau suci yang melampaui batas fisik manusia.
Dengan kata lain, ilmu pengetahuan dianggap tidak memiliki kapasitas untuk sepenuhnya memahami dan mendeskripsikan aspek terdalam dari pengalaman batin.
Namun, menjadikan riset psikologi positif dan neurosains sebagai alat dalam memahami spiritualitas bukan berarti mengerdilkan nilai spiritualitas menjadi sekadar respons biologis.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Kedua Hidup Bermakna, Positivity
Sebaliknya, pendekatan ini bisa dilihat sebagai cara untuk memperkaya pemahaman kita tentang spiritualitas, dengan menambahkan dimensi empiris yang melengkapi pengalaman batin yang transenden.
Neurosains dan psikologi positif dapat membantu mengidentifikasi bagaimana praktik spiritual, seperti meditasi dan doa, berpengaruh positif pada kesejahteraan mental dan fisik, misalnya dengan mengurangi stres atau meningkatkan empati dan kasih sayang.
Berikut adalah tiga poin utama untuk mendukung penggunaan riset ini sebagai basis yang melengkapi, bukan menggantikan, pengalaman spiritual:
Baca Juga: Catatan Denny JA: Jokowi dan Prabowo, Hubungan Unik dalam Politik Indonesia
Pertama, Ilmu Pengetahuan sebagai Sarana Penerapan Praktis
Dengan memahami efek positif dari praktik spiritual melalui riset ilmiah, kita dapat mengaplikasikan spiritualitas secara lebih praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, bukti ilmiah tentang efek meditasi dan doa dalam menurunkan kecemasan dapat mendorong orang yang mungkin ragu terhadap spiritualitas untuk mencoba praktik ini demi kesehatan mental mereka.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Ketiga Hidup Bermakna, Passion
Dalam hal ini, neurosains dan psikologi positif berperan sebagai jembatan yang membuat spiritualitas lebih mudah diakses dan diterapkan, tanpa menghilangkan nilai sakral yang mendalam.