DECEMBER 9, 2022
Internasional

Raja Spanyol Felipe VI dan Ratu Letizia Tunda Kunjungan ke Korban Banjir Karena Alasan Keamanan

image
Suasana dampak banjir di Spanyol (Foto: politico)

ORBITINDONESIA.COM - Rencana kunjungan Raja Spanyol Felipe VI dan Ratu Letizia ke Kota Chiva yang terdampak banjir ditunda pada Minggu, 3 November 2024 akibat peningkatan ketegangan dari warga Valencia yang berada di wilayah itu.

Rombongan Raja Spanyol disambut aksi protes di Kota Paiporta setelah banjir besar melanda wilayah tersebut.

Keputusan untuk menunda kunjungan kerajaan ini diambil melalui kesepakatan bersama antara otoritas negara Spanyol, pemerintah otonomi Valencia, dan Rumah Tangga Kerajaan, menurut siaran RTVE Noticias.

Baca Juga: Spanyol Larang Perusahaan Israel Ikuti Pameran Pertahanan FEINDEF 2025 di Madrid

Sebelumnya pada Minggu, saat berkunjung ke Paiporta, raja dan ratu, bersama Perdana Menteri Pedro Sanchez dan pemimpin daerah Carlos Mazon, dihadapkan dengan sekitar 100 demonstran yang marah.

Para demonstran melontarkan caci maki, lumpur, dan bahkan melempar sekop ke rombongan.

Para pengunjuk rasa, yang terlihat kesal dengan penanganan bencana, meneriakkan "pembunuh" saat para pejabat berusaha berbicara kepada kerumunan. Situasi yang memanas memaksa rombongan untuk segera meninggalkan lokasi.

Baca Juga: Korban Jiwa Banjir di Provinsi Valencia Spanyol Bertambah Jadi 211 Orang

Wilayah tersebut masih berada dalam krisis pasca-banjir yang telah merenggut 217 jiwa, dengan beberapa orang masih belum ditemukan.

Otoritas setempat memprediksi curah hujan lebat hingga 150 liter per meter persegi akan terus terjadi di daerah seperti Castellon dan Almeria.

Lebih dari 3.000 penduduk di Valencia masih mengalami pemadaman listrik, akses internet terbatas, dan dilaporkan terjadi penjarahan yang mengakibatkan 20 orang ditangkap semalam.

Baca Juga: Liga Spanyol 2024/2025: Barcelona Kian Kukuh di Puncak Klasemen Usai Gebuk Espanyol

Sebagai tanggapan, lebih dari 17.000 personel keamanan, termasuk polisi, pemadam kebakaran, dan militer, telah dikerahkan untuk memberikan bantuan.

Meskipun upaya tersebut sudah dilakukan, rasa frustrasi terus meningkat di antara warga yang mengalami kekurangan pasokan penting dan lambatnya distribusi bantuan di daerah terdampak.***

Berita Terkait