Catatan Denny JA: Menyelamlah, Apapun Agama yang Dianut
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 31 Oktober 2024 10:04 WIB
Dalam dunia yang terus bergerak cepat dan penuh ambisi material, spiritualitas menjadi jangkar yang membantu kita tetap tenang di tengah badai kehidupan.
Ia memberi kita ruang untuk merenung, mengingat apa yang benar-benar penting dalam hidup, dan mengatasi tekanan dunia modern.
Kritik terhadap spiritualitas datang dari mereka yang merasa terkekang oleh dogma agama. Beberapa orang merasa perlu meninggalkan agama mereka untuk menemukan kebebasan spiritual.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Wahai Para Esoteris, Berkumpulah
Namun, ini sering kali hanya persepsi. Pada kenyataannya, setiap agama mengandung kedalaman spiritual yang sering terabaikan dalam ritus-ritus formal.
Jika seseorang menyelam lebih dalam ke ajaran agama yang dianutnya, ia akan menemukan pencerahan dan kedamaian yang sama tanpa harus mencari di luar.
Kritik Terhadap Samudra Spiritual
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Pertama Hidup Bermakna, Hubungan Personal
Tidak sedikit yang mengkritik bahwa spiritualitas dalam agama bisa menjadi pelarian dari kenyataan.
Orang yang menghadapi tantangan pribadi seperti depresi atau krisis hidup sering kali menggunakan jalur spiritual sebagai cara untuk menghindari tanggung jawab atau mencari penyelesaian yang mudah.
Ada juga kekhawatiran bahwa dalam beberapa kasus, spiritualitas bisa digunakan untuk menghindari perawatan medis yang seharusnya.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Kedua Hidup Bermakna, Positivity
Namun, spiritualitas yang otentik tidak melarikan diri dari kenyataan. Sebaliknya, ia memberikan kekuatan untuk menghadapi dunia dengan pikiran yang lebih terbuka dan hati yang lebih kuat.