Catatan Denny JA: Hukum Pertama Hidup Bermakna, Hubungan Personal
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Jumat, 18 Oktober 2024 08:25 WIB
Tulisan Seri Menghidupkan Sisi Spiritualitas Manusia (4)
ORBITINDONESIA.COM - “Hidup yang baik dibangun dari hubungan personal yang hangat dan bermakna.”—Robert Waldinger, Direktur Harvard Study of Adult Development.
Kutipan ini menyampaikan kebijaksanaan yang mendalam dan sederhana. Hidup yang baik, seperti yang dikatakan Waldinger, tidak ditemukan dalam pencapaian materi atau status. Hidup yang bermakna justru lahir dalam kehangatan dan keintiman hubungan antar manusia.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Negaraku Hilang, Kekasihku Sirna
Namun, apakah hubungan personal yang hangat sudah cukup untuk menjamin kebahagiaan dalam hidup seseorang? Jika kita melihat lebih dalam, perspektif ini masih meninggalkan ruang untuk kritik, terutama dari sisi struktural dan sosial.
Kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh relasi personal, tetapi juga oleh kondisi sosial-ekonomi yang melingkupi individu. Sebuah hubungan yang baik tidak selalu dapat menopang kebahagiaan jika orang tersebut hidup dalam sistem ekonomi yang tidak adil atau terjebak dalam alienasi kapitalistik.
Dari sudut pandang Marxisme, ketidakadilan sosial ini sering kali menghalangi kebahagiaan, meskipun seseorang memiliki hubungan personal yang hangat.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku
Kebahagiaan juga harus dikaitkan dengan kondisi struktural yang lebih adil, bukan sekadar relasi antarindividu.
Di tengah laju kehidupan modern yang dipenuhi target dan impian pribadi, kita sering kali melupakan bahwa kebahagiaan sejati berakar dari hubungan yang hangat—persahabatan yang tulus, kasih sayang keluarga, dan cinta yang mengalir di antara sesama.
Namun, kita juga harus mengingat bahwa hubungan tersebut tidak berdiri sendiri di ruang hampa. Mereka sering kali dibentuk oleh konteks ekonomi dan sosial yang lebih besar.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Tak Kutemukan Surga di Sana
Sistem yang adil dan setara memungkinkan terciptanya hubungan yang lebih hangat dan bermakna, sementara ketidakadilan sosial sering kali menciptakan ketegangan dalam hubungan personal.