DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Pupuk Indonesia: Produktivitas Padi Meningkat dengan Teknologi Pertanian Presisi PreciX

image
Kegiatan panen Riset PreciX - Agrosolution di Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis, 24 Oktober 2024. ANTARA/HO-Humas PT Pupuk Indonesia

ORBITINDONESIA.COM - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan dengan penerapan teknologi pertanian presisi bertajuk PreciX kembali berhasil meningkatkan produktivitas dalam budi daya padi.

"Hasil positif ini dapat dilihat pada kegiatan Panen Riset PreciX - Agrosolution di Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang," kata SVP Indonesia Fertilizer Research Institute (IFRI) Pupuk Indonesia Gita Bina Nugraha, di sela menghadiri kegiatan "Panen Riset PreciX - Agrosolution" di Subang, Jawa Barat, Kamis, 24 Oktober 2024.

Pejabat Pupuk Indonesia ini menyampaikan, demplot di Sukamandi dilaksanakan di lahan seluas 11,68 hektare. Panen dengan cara atau kebiasaan petani sebelum menggunakan PreciX hanya memperoleh hasil 5,1 ton per hektare.

Baca Juga: WOW! Pakai Pupuk Organik Hasil Penelitian UNEJ, Petani Cabai di Trenggalek Bisa Panen 35 Kali

Namun, dengan teknologi pertanian presisi atau precision farming didapatkan panen sebesar 5,6 ton per hektare atau terjadi peningkatan produktivitas hampir 10 persen.

"Tujuan utama dari teknologi pertanian presisi ini adalah untuk mendukung program Pemerintah dalam mempercepat tercapainya swasembada pangan di Indonesia," ujarnya.

Dengan penerapan pertanian presisi pada Program Agrosolution, Pupuk Indonesia bersama pemangku kepentingan terkait lainnya berupaya meningkatkan hasil panen sekaligus menciptakan ekosistem pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo: Indonesia Butuh Tiga Pabrik Pupuk Baru untuk Kebutuhan Petani

"Melalui langkah ini, Pupuk Indonesia memberikan nilai tambah maksimal tidak hanya melalui peningkatan hasil panen tapi juga pendapatan bagi petani," tuturnya.

Ia menuturkan, program Agrosolution merupakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, melibatkan perbankan, lembaga asuransi hingga offtaker.

Dengan demikian penda Petani dipastikan pendapatan petani juga meningkat. Dari demplot ini ada peningkatan penghasilan petani sekitar 11 persen.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik ASEAN Versi Fortune Southeast Asia 500 

"Dengan teknologi dan kolaborasi ini, petani tidak hanya mendapatkan hasil panen lebih tinggi, tapi juga harus lebih menguntungkan. Oleh karena itu ada peran stakeholder yang berkontribusi," ucapnya.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait