Media: Israel Sudah Finalisasikan Keputusan untuk Serang Iran, Tinggal Soal Metode dan Waktu
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 07 Oktober 2024 02:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Israel memutuskan untuk menyerang Iran menyusul serangan rudal yang dilakukan Iran pada pekan lalu ke Israel, menurut laporan Channel 12 Israel pada Minggu, 6 Oktober 2024.
"Pembahasan mengenai metode dan waktu serangan masih berlangsung," kata stasiun penyiaran tersebut tentang kemungkinan serangan Israel.
Menurut media Israel tersebut, target potensial serangan kemungkinan meliputi fasilitas penting minyak dan gas, kompleks kepresidenan, serta markas besar Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Teheran.
Baca Juga: Ribuan Orang di Eropa Unjuk Rasa Menentang Israel dan Dukung Gencatan Senjata di Gaza
"Pembahasan di lembaga keamanan Israel difokuskan pada koordinasi waktu dan metode terbaik untuk meluncurkan serangan tersebut," kata Channel 12.
Iran meluncurkan sedikitnya 180 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Haniyeh gugur dalam serangan ke Teheran pada Juli, sementara Nasrallah juga gugur dalam serangan udara Israel di ibu kota Lebanon, Beirut, pada September.
Baca Juga: Ribuan Orang Berunjuk Rasa Dukung Palestina di Australia Jelang Setahun Genosida oleh Israel di Gaza
Eskalasi itu terjadi di tengah serangan udara gencar Israel ke Lebanon yang telah menewaskan lebih dari 1.180 korban sejak 23 September, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan udara tersebut merupakan peningkatan konflik, yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah Israel mulai melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza.
Gempuran Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 41.800 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu ke Israel.
Sejak saat itu, menurut otoritas Lebanon, sedikitnya 2.036 orang terbunuh, lebih dari 9.600 orang luka-luka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi.