Karto Bugel: BBM (Bukan) Bancakan Buat Maling
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 10 September 2022 08:10 WIB
"Tapi bukankah itu tugas negara bikin rakyatnya nggak sengsara?"
Pada 2014, saat beliau baru dilantik jadi Presiden, dia berani langsung naikkan harga BBM subsidi yang masih "ditahan" oleh pak SBY.
Nggak tanggung-tanggung dari harga Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 atau sekitar 31%. Serta merta ruang fiskal negara menjadi longgar dan pembangunan bisa berjalan.
Dan benar, saat harga crude turun pada 2015, harga itu pun dapat diturunkan bahkan 3 kali. Menjadi Rp 7.600 dan turun lagi menjadi Rp 6.900 dan terakhir bahkan sampai Rp 6.700.
Kala itu harga BBM justru dibiarkan berfluktuasi sesuai harga pasar. Nggak ada rakyat yang marah.
Kalau sekarang tiba-tiba negara seolah terjebak pada subsidi yang sudah menjadi terlalu besar, seharusnya pemerintah juga berkaca kenapa tidak dari dulu hal seperti itu terus dijaga.
Ada saat dimana pemerintah juga lupa dan terkesan santai dengan kembali pada kebiasaan subsidi itu.
Baca Juga: Para Pembalap MotoGP Ucapkan Belasungkawa untuk Ratu Elizabeth II yang Meninggal Dunia
Yang jelas, kalau subsidi kali ini tak dikurangi, tak direvisi, kelanjutan dari pagu anggaran Rp 502 triliun subsidi itu akan sudah jebol sebelum akhir tahun anggaran.