DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku

image
Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku (istimewa)

-000-

Dari jendela, Sarjono menatap kincir angin yang terus berputar,  
seperti roda hidupnya, yang bergerak,  
namun selalu tertahan di tempat.  

Ia seperti burung yang tersangkut di dua sarang—  
Amsterdam memberi kehidupan,  
namun Kota Malang menahannya dengan rindu yang tak terurai.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Di Kereta Itu, Tak Ditemukannya Sepasang Mata Bola

Salju turun di Amsterdam membawa pesan yang tak tertulis,  
bahwa tubuh mungkin tak akan pernah pulang,  
tapi jiwa,  
akan selalu berkelana di pematang sawah yang basah,  
di jalanan Kota Malang yang beraroma tanah hujan.

Air matanya jatuh perlahan,  
melukis merah putih di dadanya,  
sebuah cinta yang tak pernah layu,  
meski tak pernah sampai rumah.***

CATATAN

Baca Juga: Catatan Denny JA: Revolusi Kreativitas Bersama Artificial Intelligence (1)

(1) Diinsipirasi, dan ditambahkan fiksi, dari kisah pelajar Indonesia yang terbuang ke luar negeri karena prahara politik tahun 1960-an: Andreas Sungkono

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait