DECEMBER 9, 2022
Internasional

Hizbullah Luncurkan Rudal ke Markas Besar Mossad, Dinas Intelijen Israel di Tel Aviv

image
Kelompok Lebanon, Hizbullah para Rabu, 25 September 2024 mengumumkan telah menembakkan rudal ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dan menyasar markas badan intelijen Israel, Mossad, di tengah eskalasi yang terus berlanjut antara kedua pihak./ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Kelompok Hizbullah di Lebanon pada Rabu, 25 September 2024 mengumumkan telah menembakkan rudal ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dan menyasar markas badan intelijen Israel, Mossad, di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua pihak.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan mereka menembakkan rudal balistik "Qader-1" ke fasilitas Mossad, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas gelombang pembunuhan komandan Hizbullah baru-baru ini dan ribuan ledakan perangkat komunikasi yang digunakan anggotanya, yang menewaskan puluhan orang.

Media Israel, termasuk situs berita Times of Israel, mengutip pernyataan militer yang mengeklaim bahwa rudal Hizbullah berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel, David's Sling, sebuah sistem pencegat rudal jarak menengah hingga jauh, saat rudal itu mendekati sasaran di pinggiran Tel Aviv.

Baca Juga: Digempur Israel, Komandan Militer Hizbullah Ibrahim Aqil Terbunuh

Sirine berbunyi di Tel Aviv dan kota-kota lain di Israel tengah setelah penembakan tersebut.

Sementara itu, militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah menyerang lokasi peluncur rudal Hizbullah di Lebanon selatan, dengan klaim bahwa lokasi tersebut digunakan untuk menembakkan rudal ke Tel Aviv.

Militer Israel telah melakukan gelombang serangan udara di Lebanon sejak Senin, 23 September 2024 dini hari dengan menyasar lokasi-lokasi Hizbullah di tengah meningkatnya pertempuran antara kedua belah pihak.

Baca Juga: Israel Klaim Bunuh Petinggi Militer Hizbullah Ibrahim Kobeissi Dalam Suatu Serangan

Serangan udara itu telah menewaskan hampir 560 orang, termasuk 95 wanita dan 50 anak-anak, serta melukai 1.835 lainnya, menurut Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad.***

Sumber: Antara

Berita Terkait