Ketegangan Israel vs Hizbullah Lebanon, Sepuluh Maskapai Asing Batalkan Penerbangan ke Tel Aviv
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 26 Agustus 2024 03:11 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sepuluh maskapai asing membatalkan penerbangan ke Israel pada Minggu, 25 Agustus 2024 di tengah peningkatan ketegangan lintas batas dengan kelompok Hizbullah Lebanon.
Menurut lembaga penyiaran publik Israel, KAN, maskapai penerbangan yang telah menghentikan operasi di Israel mencakup penerbangan besar seperti Air France dan Dutch Transavia.
Maskapai lainnya yang membatalkan penerbangan adalah Hungarian Wizz Air, Corendon yang berbasis di Malta, Ethiopian Airlines, Greek Aegean Airlines, serta Greek Universal Airlines.
Baca Juga: Ketegangan di Kawasan Meningkat, Maskapai Penerbangan AS, Inggris Batalkan Penerbangan ke Israel
Air France, yang membatalkan penerbangan antara Paris dan Tel Aviv, merupakan salah satu dari sedikit maskapai internasional besar yang masih beroperasi di Israel.
Sejak akhir Juli, sebanyak 20 maskapai internasional telah membatalkan penerbangan ke Israel karena peningkatan kekhawatiran akan potensi perang regional di Timur Tengah.
Pesawat-pesawat tempur Israel pada Minggu pagi melancarkan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan. Gempuran itu merupakan yang paling parah sejak aksi saling serang lintas batas dengan Hizbullah dimulai pada 8 Oktober 2023.
Baca Juga: Akibat Ketegangan Regional, Berbagai Maskapai Penerbangan Besar Hentikan Penerbangan ke Israel
Tentara Israel mengklaim bahwa gempuran itu dilancarkan untuk mencegah Hizbullah melakukan serangan.
Sementara itu, Hizbullah mengatakan pihaknya telah meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Israel sebagai tahap pertama pembalasan atas pembunuhan komandan mereka Fouad Shukr di Beirut pada Juli.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah Lebanon dan tentara Israel baku tembak setiap hari di sepanjang Garis Biru hingga menimbulkan ratusan korban -- sebagian besar di pihak Lebanon.
Peningkatan ketegangan terjadi di tengah perang Gaza. Di wilayah itu Israel telah membunuh lebih dari 40.e00 warga Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Gempuran militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah itu serta menyebabkan sebagian besar masyarakat kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan rentan terhadap penyakit.***