DECEMBER 9, 2022
Kolom

Denny JA, Monumen Dedikasi di Tengah Tsunami Artificial Intelligence

image
Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA. (OrbitIndonesia/kiriman)

Manuel dan Okky adalah dua dari tujuh anggota Dewan Penasihat SATUPENA. Lima orang lainnya Nasir Tamara (ketua), Didin S. Damanhuri, Wina Armada, Inda C. Noerhadi dan Ilham Bintang.

000

Rapat tahunan anggota SATUPENA 2024 diikuti ratusan penulis dari Sabang sampai Merauke. Di antaranya Ade Solihat, dosen Program Studi Arab Fakultas Ilmu Budaya Universiras Indonesia, yang sedang mengikuti kunjungan budaya bersama Pemerintah Daerah Tobelo, Maluku Utara, ke Warsawa, Polandia.

Baca Juga: Denny JA Diundang Presiden Jokowi Berdiskusi Empat Mata di Istana Negara: Inilah yang Dibahas

Ia tak ingin melewatkan ‘acara sakral’ SATUPENA. Acara ‘sakral’ lainnya adalah Penghargaan anugerah penulis nasional yang tahun lalu diberikan kepada Putu Wijaya untuk kategori fiksi dan Komarudin Hidayat untuk kategori nonfiksi.

Denny JA menyampaikan pengantar berjudul Enam Situasi Penulis di Era Artificial Intelligence (AI), sebuah tema relevan dengan hegemoni kecerdasan buatan yang kian merambah di segala bidang kehidupan.

Denny memulai dengan data 5 Penulis Terkaya Tahun 2024 yang dipublikasikan PennBook Center, yakni JK Rowling (Harry Potter, $1 miliar), James Patterson (Alex Cross, $800 juta), Jim Davis (Garfield, $800 juta), Danielle Steel (190+ novel, $600 juta), dan Grant Cardone (buku-buku real estate, $600 juta).

Baca Juga: Temui Presiden di Istana Negara, Denny JA Sebut Publik Bakal Sibuk Bahas 10 Tahun Pemerintahan Jokowi

Namun penulis miliuner seperti mereka berlima lebih terlihat seperti outlier (pencilan) dalam ilmu statistik karena fakta kedua yang sangat mengenaskan adalah bahwa hanya 1 – 2 persen penulis yang bisa menggantungkan kehidupan sepenuhnya dari royalti karya-karya mereka (Reedsy, 2024).

Jika untuk konteks AS dan Eropa saja datanya membuat ciut nyali, bayangkan seperti apa kondisinya di Indonesia dengan tingkat baca dan penjualan buku yang sangat rendah.

Ketiga, terjadi penurunan pendapatan penulis yang sangat signifikan sampai 43 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Parade, 2024).

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Sisi Ekonomi Gerakan Lingkungan Hidup dan Green Religions

Keempat, artificial intelligence sudah menjadi kompetitor langsung penulis dalam menghasilkan karya-karya laris manis. Contohnya adalah penjualan tiga buku best-seller karya artificial aintelligence di situs Amazon.com yang berjudul The Aum Golly Series – Poems on Humanity by Artificial Intelligence (2021, 2023).

Halaman:

Berita Terkait