DECEMBER 9, 2022
Internasional

Menteri Belgia Caroline Gennez: Pernyataan Menteri Israel tentang Tahan Bantuan Kemanusiaan Adalah Kejahatan Perang

image
Caroline Gennez, Menteri Kerja Sama Pembangunan Belgia (Foto: Belgium)

ORBITINDONESIA.COM - Caroline Gennnez, seorang menteri Belgia pada Senin, 12 Agustus 2024 mengecam pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir tentang menahan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Palestina dan menyebut itu sebagai "kejahatan perang."

“Mencegah bantuan kemanusiaan kepada warga sipil - anak-anak! - adalah kejahatan perang,” tulis Caroline Gennez, Menteri Kerja Sama Pembangunan Belgia, di X.

Caroline Gennez juga mengecam pemerintah Israel karena merusak upaya mencapai "solusi damai" dan "mengancam" keselamatan.

Baca Juga: Sebagian Besar Korban Serangan Brutal Israel di Sekolah Gaza Terkena Luka Bakar dan Kehilangan Anggota Tubuh

Pada Minggu, Ben-Gvir mengatakan bahwa setiap kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, adalah "kesalahan besar."

"Jika kita menutup pasokan bahan bakar mereka, dalam sepekan mereka akan bertekuk lutut," kata dia. "Dan jika kita menghentikan truk-truk bantuan, dalam dua pekan mereka akan bertekuk lutut."

"Jadi mengapa kita harus membuat kesepakatan, terutama kesepakatan yang sangat tidak bertanggung jawab seperti ini?"

Baca Juga: Josep Borrel dari Uni Eropa Kecam Keras Serangan Israel Terhadap Warga Palestina yang Mengungsi di Sekolah Gaza

Selama berbulan-bulan, Mesir, Qatar, dan AS telah memimpin negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas, tetapi tidak ada kesepakatan yang dicapai.

Hal itu disebabkan oleh sikap Israel yang menolak untuk memenuhi tuntutan Hamas agar perang diakhiri, pasukan Israel ditarik dari Gaza, dan pengungsi Palestina diizinkan kembali ke Gaza utara.

Israel terus melancarkan serangan maut ke Jalur Gaza sejak kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Baca Juga: Relawan MER-C: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Kekurangan Pasokan Listrik, tapi Struktur Masih Bagus

Sejak itu, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza.***

Sumber: Antara

Berita Terkait