DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Suara Damai untuk Pesta Demokrasi dari Masyarakat Adat Kampung Naga, Tasikmalaya Jawa Barat

image
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jabar Hedi Ardia (kanan) berbincang dengan warga adat saat acara sosialisasi pemilihan kepala daerah di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu, 17 Juli 2024. (ANTARA/Feri Purnama)

Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jabar Hedi Ardia yang hadir ke Kampung Naga itu menyampaikan, kegiatan sosialisasi itu sesuai dengan tema pada Pemilihan Gubernur Jabar 2024 yakni sebagai inisiasi budaya demokrasi yang harus diselenggarakan secara berbudaya, transparan, adil, jujur, dan demokratis.

Hedi setelah berada di tengah kampung itu mengapresiasi prinsip warga adat Kampung Naga yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan pesta demokrasi, baginya warga adat memiliki keistimewaan karena selama ini selalu memberikan hak suaranya pada setiap momentum pesta demokrasi.

"Kampung Naga salah satu segmen harus kami berikan edukasi, itu sesuai dengan instruksi KPU RI, kami datang ke sini untuk mensosialisasikan, kita berharap betul angka partisipasi pemilih naik, jadi 76 persen," kata Hedi saat kunjungannya ke Kampung Naga.

Baca Juga: Tokoh Masyarakat Adat, Yanto Eluay: 1 Mei 1963 Adalah Awal Mula Pembangunan Papua

Kedatangannya ke Kampung Naga itu mendapatkan banyak pesan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat adat seperti halnya menjaga netralitas, menjaga kerukunan, dan kebersamaan dalam momentum pesta demokrasi, hal itu bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya tentang perbedaan, juga menghargai tentang proses politik.

Menurutnya masih banyak hal yang harus dicontoh dari kepedulian warga adat Kampung Naga tentang menyambut pesta demokrasi yang tidak hanya menjaga kerukunan dan saling menghargai, tapi juga antusias partisipasi untuk menyalurkan hak suaranya.

Antusias warga adat dalam berpartisipasi menyalurkan hak suaranya patut dicontoh sebagai upaya memilih pemimpin yang berkualitas, pemimpin yang dipilih secara demokratis dari suara banyak rakyat yang tulus, seperti halnya warga adat Kampung Naga, siapapun yang menang, tidak banyak menuntut, kecuali menjadi pemimpin yang amanah.

Baca Juga: Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Terima Gelar Adat Melayu

"Mungkin masyarakat di luar sana bisa belajar dari kampung sini, Kampung Naga, dengan kearifannya, mereka sangat menjunjung tinggi perbedaan, kemudian juga mereka bisa menghargai proses-proses yang dilakukan, termasuk proses politik," kata Hedi.

Semangat warga adat Kampung Naga itu tentunya bisa menjadi penggerak bagi warga lainnya dalam menerapkan budaya leluhur yang memiliki nilai-nilai selaras dengan demokrasi semisal nilai tentang "silih asih, silih asah, dan silih asuh".  Artinya, saling menyayangi, belajar, dan peduli. ***
 

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait