Suara Damai untuk Pesta Demokrasi dari Masyarakat Adat Kampung Naga, Tasikmalaya Jawa Barat
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 31 Juli 2024 12:02 WIB
Warga adat Kampung Naga tidak mau ada atribut kampanye, termasuk atribut gambar peserta yang maju dalam pilkada nanti. Alasan mereka tidak lain hanya untuk menjaga netralitas, kebersamaan, dan nilai-nilai kerukunan.
"Jadi, Kampung Naga ini, seandainya ada beberapa kandidat, itu tidak boleh memasang salah satu kandidat, kecuali (apabila) tiga-tiganya bareng, jadi yang diharapkan itu adalah kerukunan, rasa kebersamaan, nilai-nilai kerukunan yang kami jaga," kata Ade.
Pemimpin amanah
Baca Juga: Tokoh Masyarakat Adat, Yanto Eluay: 1 Mei 1963 Adalah Awal Mula Pembangunan Papua
Warga adat Kampung Naga juga memiliki prinsip tidak boleh meminta kepada pemerintah. Apalagi dalam momentum menjelang pilkada ini, pantang untuk meminta.
Apabila ada yang ingin membantu tanpa tujuan lain, selain hanya peduli kepada warga Kampung Naga tidak akan ditolak. Selama bantuan itu tidak mengganggu nilai-nilai adat dan budaya, seperti membangun akses jalan tangga, tidak ditolak. Namun, ada juga bantuan yang ditolak seperti halnya fasilitas jaringan listrik, meskipun itu penting, sampai saat ini tidak boleh ada di Kampung Naga.
Warga adat hanya memiliki harapan bagi siapa saja nanti yang akan menjadi pemenang dalam pilkada harus menjadi pemimpin yang amanah, pemimpin bijaksana, adil dan selalu memberikan perhatian kepada rakyatnya.
Baca Juga: Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Terima Gelar Adat Melayu
Bagi warga adat di Kampung Naga itu ingin pemimpin yang memberikan perhatian, perlindungan, terutama perlindungan dalam melestarikan apa saja yang diwariskan oleh leluhur warga adat agar tetap terjaga meski berada di tengah modernisasi.
"Mudah-mudahan pemimpin sekarang itu amanah, di mana, terutama kami sebagai masyarakat adat, memang perlu juga bukan hanya perhatian, tapi perlindungan, terutama melestarikan apa yang diwariskan oleh nenek moyang kami," katanya.
Pelajaran dari Kampung Naga
Baca Juga: Kalimantan Timur Gelar Diskusi dengan Tokoh Budaya dan Akademisi tentang Pelestarian Baju Adat Kutai
Cara warga adat Kampung Naga menyambut pesta demokrasi itu memiliki nilai yang menarik, memiliki prinsip yang tidak juga menolak pengaruh dari luar, seperti halnya memiliki antusias untuk menyalurkan hak suara di setiap pilkada maupun pemilihan umum.