Ekonomi Bisnis

CEO SCI Setijadi Usulkan Lima Pilar Strategi Pengembangan Sektor Logistik Indonesia untuk Pemerintah Baru

image
Ilustrasi - Kendaraan melakukan proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatra Utara, Selasa, 7 Mei 2024. PT Pelindo Terminal peti kemas mencatat capaian kinerja arus peti kemas secara nasional dari arus domestik dan internasional hingga Maret 2024 mencapai 12.105.122 teus meningkat 2,63 persen sejak 2022. ANTARA FOTO/Yudi Manar/wpa.

ORBITINDONESIA.COM - Founder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengusulkan lima pilar strategi pengembangan sektor logistik Indonesia kepada pemerintahan baru, sehingga bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Strategi pengembangan logistik, SCI menyampaikan rekomendasi komprehensif strategi pengembangan sektor logistik Indonesia untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan lima pilar yang saling terkait," kata Setijadi dalam keterangan di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.

Setijadi menyebutkan lima pilar tersebut, yakni pertama, rantai pasok komoditas mencakup fokus komoditas, hilirisasi, pemetaan hingga pengembangan rantai pasok terintegrasi.

Baca Juga: Pelarangan Angkutan Logistik Saat Hari-hari Besar Keagamaan Matikan Aktivitas Rantai Pasok dari Hulu ke Hilir

Kedua, pembangunan wilayah, terdiri atas upaya pengembangan komoditas potensial wilayah dan peningkatan nilai tambahnya, serta upaya integrasi pengembangan dan pengubahan paradigma logistik.

Ketiga, konektivitas, meliputi pengembangan infrastruktur, penataan hub & spoke, pengembangan transportasi multimoda secara end-to-end, dan pemanfaatan teknologi informasi.

Keempat, kompetensi dan kapabilitas, mencakup pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM), serta peningkatan proses dan teknologi, serta pengembangan jaringan global.

Baca Juga: Kerugian Pelaku Logistik Harus Diperhitungkan, Jika Larang Angkutan Barang Saat Hari-hari Besar Keagamaan

Kelima, regulasi dan kelembagaan, terdiri atas pembentukan UU logistik sebagai target jangka menengah, revisi Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pembentukan badan logistik nasional, dan harmonisasi regulasi.

Dia menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada 2023 tumbuh 5,05 persen. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,69 persen pada 2021 dan 5,31 persen pada 2022.

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun itu, lanjut Setijadi, diperlukan perencanaan dan upaya yang keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai yang ditarget Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Juga: Pemerintah Belum Pernah Kaji Dampak Ekonomi Akibat SKB Pelarangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari-hari Besar

"Sektor logistik berpotensi penting untuk pencapaian target pertumbuhan itu, termasuk untuk mendukung berbagai fokus yang disebutkan Prabowo itu," ucap Setijadi.

Lebih lanjut, Setijadi mengatakan bahwa untuk mendukung target pertumbuhan itu, perlu perencanaan pembangunan terintegrasi antar berbagai sektor termasuk dengan sektor logistik.

Menurut dia, paradigma pembangunan dan pengembangan sektor logistik perlu diubah dari “ship follows the trade” menjadi “ship promotes the trade”, terutama untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah yang kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah.

Baca Juga: AMDK dan Ekspor-Impor Harus Direlaksasi Dari Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Besar

Setijadi mencatat, pada Triwulan I-2024 wilayah Jawa berkontribusi PDB tertinggi sebesar 57,70 persen, diikuti Sumatera (21,85 persen), Kalimantan (8,19 persen), dan Sulawesi (6,89 persen), Bali dan Nusra (2,75 persen) serta Maluku dan Papua (2,62 persen).

"Walaupun, tingkat pertumbuhan tertinggi pada Triwulan itu adalah Maluku & Papua (12,15 persen) serta Sulawesi (6,35 persen)," kata Setijadi.***

Sumber: Antara

Berita Terkait