Rusia Bersumpah Hancurkan Senjata yang Dikirim ke Ukraina dan Melarang Negara Lain Kirim Senjata
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 02 Juli 2024 19:23 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Rusia bersumpah untuk menghancurkan senjata yang dikirim ke Ukraina di tengah laporan rencana Amerika Serikat untuk mentransfer sistem pertahanan udara Patriot dari Israel ke Ukraina.
Ketika ditanya tentang laporan pembicaraan pemerintah AS dengan Israel dan Ukraina mengenai pengiriman Patriot yang sudah tua ke Ukraina, perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan: "Kami melarang semua negara yang belum melakukan hal tersebut untuk menyediakan senjata untuk Ukraina."
"Nasib senjata-senjata yang pada akhirnya akan diekspor ke Ukraina dari mana saja sudah jelas. Senjata-senjata itu akan dimusnahkan seperti senjata lain yang dipasok oleh Barat dan AS ke Ukraina," tambahnya pada konferensi pers setelah Rusia mengambil alih kepresidenan Dewan Keamanan PBB selama satu bulan ke depan.
Baca Juga: Mediasi Uni Emirat Arab Berhasil Tukar 180 Tawanan Perang Antara Rusia dan Ukraina
Ketika ditanya tentang pernyataan mantan presiden AS Donald Trump baru-baru ini tentang mengakhiri perang Ukraina dalam satu hari jika dia terpilih kembali, Nebenzia mengatakan mereka telah mendengar klaim tersebut sebelumnya.
"Krisis Ukraina tidak bisa diselesaikan dalam satu hari," lanjutnya.
Memperhatikan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyampaikan solusi pada 14 Juni, Nebenzia menyebutkan bahwa Putin mengatakan situasi di lapangan telah berubah dan hal tersebut perlu dipertimbangkan.
Baca Juga: Rusia Gunakan Rudal Hipersonik Kinzhal, Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pesawat Pasokan Barat
Putin pada 14 Juni telah meminta Ukraina untuk menarik pasukannya dari wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia, serta menyetujui perolehan teritorial Rusia yang diperoleh dalam "operasi militer khusus" yang diluncurkan pada Februari 2022, dan menegaskan status netralnya.
Kepala negara Rusia itu juga menuntut pembatalan semua sanksi anti-Rusia yang dilakukan Barat.
Mengenai perpecahan yang semakin mendalam antara Rusia, China, Korea Utara dengan negara-negara Eropa dan Barat, utusan Rusia mengatakan: "Orang-orang Eropa, Anda menyebut mereka sekutu, saya akan menyebut mereka antek."
Baca Juga: Denmark Tolak Tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang Keberadaan Rudal Jarak Menengah
Dia mengatakan bahwa negara-negara tersebut menolak mengakui munculnya pusat-pusat kekuatan baru dan bahwa "mereka berusaha mempertahankan dominasi yang mereka nikmati selama 500 tahun terakhir."