DECEMBER 9, 2022
Internasional

China: Sanksi Ekonomi Terkait Ukraina Secara Sepihak oleh AS Timbulkan Korban Bagi Seluruh Dunia

image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

ORBITINDONESIA.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menyebut sanksi ekonomi yang kembali dijatuhkan Amerika Serikat untuk lebih dari 300 individu, entitas dan perusahaan karena terkait krisis di Ukraina, dapat menimbulkan korban bagi seluruh dunia.

"Sanksi sepihak AS telah menimbulkan korban di seluruh dunia, sangat melemahkan kedaulatan dan keamanan negara lain, menyebabkan tragedi kemanusiaan serta mengganggu rantai industri dan pasokan," kata Lin Jian dalam konferensi pers rutin di Beijing, China pada Kamis, 13 Juni 2024.

Pada Rabu, 12 Juni 2024, Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan negara tersebut menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 300 individu, perusahaan, bank serta entitas lainnya, termasuk yang berasal dari China.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan Genjot Kuota Fellowship Mahasiswa Indonesia untuk Program Dokter Spesialis di China

Sanksi tersebut menargetkan basis industri pertahanan Rusia dan membatasi kemampuan Rusia dalam sistem keuangan internasional, sehingga menurunkan kemampuan Rusia dalam melakukan agresi terhadap Ukraina.

"China dan Rusia adalah mitra koordinasi strategis yang komprehensif. Kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara berdasarkan hal logis dan sangat tangguh, serta merupakan kepentingan kedua negara," papar Lin Jian.

China dengan tegas menentang semua sanksi sepihak dan dalam jangka panjang. "Interaksi ekonomi dan perdagangan yang normal antara China dan Rusia tidak boleh diganggu, apalagi digunakan sebagai alat untuk mencoreng dan membendung China," ujar Lin Jian.

Baca Juga: Perwakilan Anak Indonesia Perkenalkan Batik di ASEAN - China Center, Beijing Terkait Hari Anak Internasional

Mengenai krisis Ukraina, Lin Jian berpendapat bahwa sudah jelas siapa yang menyerukan dialog dan upaya perdamaian, dan siapa yang mengobarkan perlawanan dan menghasut konfrontasi.

"AS di satu sisi terus menyalurkan senjata dan amunisi ke Ukraina, namun di sisi lain menyalahkan negara-negara lain karena telah merusak perdamaian dan memperpanjang krisis. Mereka bahkan melihat krisis ini sebagai peluang untuk menjatuhkan sanksi dan menekan pihak lain," ucap Lin Jian.

Menurut Lin Jian, sejak eskalasi krisis di Ukraina, pihak AS semakin mengintensifkan sanksinya.

Baca Juga: Badan Meteorologi: Masyarakat di China Bagian Utara Agar Bersiap Hadapi Gelombang Panas

"Menerapkan sanksi yang besar tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya akan menjadi sumber risiko besar bagi dunia," kata Lin Jian.

China, ungkap Lin Jian, akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga hak dan kepentingan sah perusahaan dan warga negaranya.

AS menjatuhkan sanksi kepada produsen, eksportir, dan importir barang-barang penting bagi basis industri militer Rusia yang berada di China, Uni Emirat Arab, Kirgizstan, Turki dan negara lain yang terus menjual barang dengan kegunaan ganda ke Rusia termasuk komponen-komponen penting dalam sistem persenjataan Rusia.

Baca Juga: Jubir Kemlu Lin Jian: Polisi Masih Usut Insiden Penusukan Dosen AS di Taman Beishan, Kota Jilin China

Entitas dari China yang dijatuhi sanksi antara lain perusahaan pertahanan dan badan usaha milik negara Poly Technologies Incorporated (PTI), sedangkan perusahaan-perusahaan swasta lain adalah Beijing Deepcool Industries Co Ltd, Asialink Shanghai Intl Logistics Co Ltd, Wuhan Tianyu Information Industri Co Ltd, 3NOD Digital Hong Kong Limited, Mile Hao Xiang Technology Co Ltd, Guandong Practic CNC Technology Co Ltd. ***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait