Badan Meteorologi: Masyarakat di China Bagian Utara Agar Bersiap Hadapi Gelombang Panas
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 12 Juni 2024 00:16 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Badan Meteorologi China memberikan peringatan agar masyarakat di bagian utara negara itu bersiap untuk menghadapi gelombang panas pada akhir pekan ini.
Media pemerintah pada Selasa, 11 Juni 2024, memberitakan Badan Meteorologi China mengeluarkan peringatan oranye atau peringatan tingkat tertinggi kedua untuk panas ekstrem sejak Minggu, 9 Juni 2024, dengan mengantisipasi suhu dapat melebihi 37 derajat Celcius di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, provinsi Shandong dan Hebei.
China memiliki sistem peringatan cuaca empat tingkat, dengan terparah adalah merah, diikuti oleh oranye, kuning dan biru.
Baca Juga: BMKG: Suhu Panas di Indonesia akan Berlangsung Sampai September
Badan prakiraan cuaca memprediksi suhu di kota Beijing, Tianjin, provinsi Hebei, Shandong dan Hubei, Daerah Otonom Mongolia Dalam dan Daerah Otonom Xinjiang berada di atas 35 derajat Celcius sepanjang pekan ini.
Suhu tinggi di China biasa terjadi pada Juni dan Juli, namun Badan Meteorologi China menyebut gelombang panas saat ini akan lebih luas cakupannya.
Provinsi Hebei, Henan, dan Shandong berpotensi mengalami suhu terik melebihi 40 derajat Celsius.
Untuk mengurangi risiko sengatan panas, masyarakat disarankan untuk membatasi aktivitas di luar ruangan selama siang hari dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Kepala Badan Meteorologi Nasional China, Zheng Zhihai menyebut China bagian Barat Laut, Mongolia Dalam, dan China Utara bagian barat mengalami suhu musim panas 2 hingga 4 derajat Celcius lebih tinggi dari biasanya.
"Gelombang panas global ini terkait dengan pola sirkulasi bertekanan tinggi yang tidak normal, akibat dari pemanasan global. China diperkirakan akan mengalami hari-hari dengan suhu tinggi lebih awal dan lebih sering pada musim panas saat ini dibandingkan sebelumnya," kata Zheng.
Baca Juga: Memprihatinkan, Gelombang Panas Tewaskan 33 Petugas TPS di Hari Terakhir Pemilu India
Zheng juga menyebut adanya potensi dampak La Nina yang ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih dingin dari rata-rata di wilayah kathulistiwa Pasifik.