Taufan Hunneman: Aktualisasi Ekonomi Pancasila dan Kesejahteraan Rakyat
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 28 Mei 2024 06:30 WIB
Salah satunya adalah pengembangan ekonomi kreatif sebagai lokomotif usaha skala kecil, yang menampung pekerja informal skala besar.
Dalam sektor ekonomi kreatif diharapkan Indonesia mampu mendorong percepatan pemulihan ekonomi sekaligus terus menjaga ketahanan ekonominya, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Baik sisi peningkatan ekspor, substitusi impor, maupun segi penyerapan devisa.
Selain itu, ekonomi kreatif juga diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian wilayah melalui penciptaan lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kreativitas ekonomi kreatif merupakan sesuatu yang sangat berharga. Ekonomi kreatif digunakan untuk mempertahankan usaha yang dimiliki dengan cara menciptakan inovasi dan kreasi produk yang dipasarkan.
Setidaknya produk yang dihasilkan memiliki ciri khas yang dapat diingat konsumen ketika berkunjung ke suatu daerah atau kota tertentu.
Apalagi ekonomi kreatif merupakan bagian besar dari roda ekonomi kawasan yang telah memasuki gelombang ekonomi keempat setelah gelombang ekonomi pertama gelombang ekonomi pertanian, gelombang ekonomi industri, dan gelombang ekonomi informasi.
Baca Juga: Larang Hakim Mengesahkan Nikah Beda Agama, MA Dinilai Langgar Pancasila
Arus ekonomi kreatif ini diprediksi akan membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mana kebanyakan pelaku dalam ekonomi kreatif adalah pelaku usaha kecil dan menengah.
Kontribusi Global
Ekonomi Pancasila juga bisa dibaca sebagai kontribusi Indonesia di aras global. Indonesia sebagai negara besar di kawasan Selatan patut kembali berperan di percaturan politik global.
Sedikit menengok sejarah, seperti pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, yang dilanjutkan dengan inisiatif Gerakan Non-Blok sebagai bentuk solidaritas kawasan Selatan, sebagai respons terhadap kondisi global selepas Perang Dunia II.