DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Ekonom INDEF Eisha Maghfiruha: Pengembangan SDM Penting untuk Penguatan Daya Saing Indonesia

image
Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF Eisha Maghfiruha menyampaikan pemaparannya dalam diskusi daring INDEF dan Universitas Paramadina di Jakarta, Senin, 27 Mei 2024. ANTARA/Uyu Septiyati Liman.

ORBITINDONESIA.COM - Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF, Eisha Maghfiruha menuturkan, peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting untuk memperkuat daya saing Indonesia.

“Keterampilan pekerja, bagaimana mereka bisa menggunakan teknologi, capital (barang modal) mesin, peralatan, dan lain-lain, intinya yang dibutuhkan adalah tenaga kerja produktif,” ujar Eisha Maghfiruha di Jakarta, Senin, 27 Mei 2028.

Eisha Maghfiruha pun mengatakan, pendidikan tinggi penting untuk membentuk SDM yang mumpuni sesuai dengan kebutuhan pasar serta dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Baca Juga: APINDO: Penerapan Zero ODOL Tak Otomatis Naikkan Daya Saing Produk Indonesia

Menurutnya, angkatan kerja yang terampil dibutuhkan untuk mengoptimalkan berbagai sumber daya baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional, seperti ekonomi hijau, teknologi dan inovasi, ekonomi digital, serta energi terbarukan, agar dapat meningkatkan daya saing bangsa.

Ekonom Universitas Paramadina Handi Risza menyatakan, hanya 6-7 persen warga Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Hal tersebut pun membuat kualitas SDM Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga.

Ia menuturkan, berdasarkan Human Capital Index yang dirilis oleh Bank Dunia, indeks sumber daya manusia di Singapura, Malaysia, dan Thailand, kini jauh di atas Indonesia.

Baca Juga: Hasil Riset WDCR 2023: Daya Saing Digital Indonesia Naik ke Posisi 45 Dunia

Untuk mengatasi hal tersebut, ia menyatakan bahwa kuncinya adalah pembangunan sumber daya manusia secara optimal bersamaan dengan pengembangan sektor industri, pertanian, dan lainnya.

“Benar-benar harus paralel ini proses pembangunan yang kita harus lakukan, mulai dari SDM, penguatan atau pendalaman industri, sektor pertanian, dan lain sebagainya,” kata Handi.

Ia menyampaikan bahwa pada masa Presiden B. J. Habibie, Indonesia pernah menerapkan strategi pembangunan yang mirip dengan Jepang, Korea Selatan, dan China, yakni berfokus pada pengembangan SDM.

Baca Juga: Firman Kurniawan: Pelatihan dari Microsoft Penting Agar AI Bisa Dimanfaatkan SDM Indonesia Secara Produktif

“Tapi, problem di kita ini adalah konsistensi dan kontinuitas dari sebuah kebijakan yang tidak bertahan lama,” ucapnya.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait