Sutradara Sukses Asal Thailand, Pat Boonnitipa Tertarik Libatkan Indonesia di Film Selanjutnya
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 26 Mei 2024 00:05 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sutradara film “How to Make Millions Before Grandma Dies”, Pat Boonnitipa, mengaku tertarik untuk melibatkan Indonesia pada karya-karya selanjutnya.
Hal itu Pat Boonnitipa ungkapkan pada jumpa pers di kantor Falcon Pictures, Jakarta, Sabtu, 25 Mei 2024, ketika ditanya perihal reaksinya melihat respon yang sangat baik dari audiens tanah air dari film pertamanya tersebut.
Pat Boonnitipa juga tak menyangka bahwa film bergenre drama itu kini telah ditonton nyaris satu juta kali, dan menjadi salah satu film Thailand terlaris di Indonesia.
Baca Juga: Kemunafikan Perilaku Manusia di Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa Garapan Hanung Bramantyo
“Aku sangat tertarik untuk melibatkan Indonesia di film-filmku selanjutnya,” kata dia kepada ANTARA.
Meski begitu, Pat mengatakan tidak ingin asal melibatkan Indonesia pada filmnya, baik itu mengangkat tentang budaya, lokasi syuting, atau pun menggaet aktor asal Indonesia.
Ia ingin benar-benar memahami suatu hal dengan mendalam sebelum membuat karyanya.
Baca Juga: In Memoriam: Salim Said dan 4 Generasi Film Indonesia
“Ketika membuat sesuatu, aku ingin benar-benar telah memahaminya. Aku juga tidak ingin memaksakan untuk menggaet aktor yang sangat tenar di Indonesia namun tidak cocok dengan karakter atau jalan ceritanya. Namun aku memang sangat tertarik untuk melibatkan Indonesia,” ujar Pat.
Lebih lanjut, ia mengaku sangat tersentuh dengan respon para penonton dari Indonesia. Sebab, sejak filmnya tayang di layar lebar tanah air, banyak orang yang turut membagikan kisahnya dengan sang nenek, seperti yang diceritakan dalam “How to Make Millions Before Grandma Dies”.
Sebelumnya ia tidak mengetahui, bahwa film pertamanya tersebut “relate” alias terhubung dengan kisah banyak orang di Indonesia.
Baca Juga: Slamet Rahardjo: Sebelum Salim Said Datang, Perfilman Berserakan
“Aku kini memahami, bahwa kita hanya terpisah karena negara dan wilayah, tapi kita mengalami penderitaan yang sama. Namun kita juga melihat harapan dan ‘cahaya’ yang sama,” Pat menambahkan.